Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maybank Kim Eng Securities Prediksi IHSG Tembus 6.000 pada 2016

Maybank Kim Eng Holdings Limited. memprediksi Indeks harga saham gabungan bakal menembus level 6.000 pada 2016 yang didorong oleh stabilitas ekonomi, nilai tukar rupiah, dan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia.
Papan pergerakkan Indeks Harga Saham Gabungan/Bisnis.com
Papan pergerakkan Indeks Harga Saham Gabungan/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Maybank Kim Eng Holdings Limited. memprediksi Indeks harga saham gabungan bakal menembus level 6.000 pada 2016 yang didorong oleh stabilitas ekonomi, nilai tukar rupiah, dan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia.

Analis PT Maybank Kim Eng Securities Isnaputra Iskandar mengaku telah mengubah pandangan terhadap pasar modal Indonesia pada tahun depan menjadi lebih positif. Dia meyakini, tekanan terburuk telah dilewati oleh lantai bursa Tanah Air.

"Target kami IHSG mencapai 6.000 atau 14,9x 2017 P/E lebih tinggi dari rerata 6 tahun. Dipengaruhi oleh sensitivitas suku bunga, infrastruktur, tembakau, dan sektor telekomunikasi," ungkapnya dalam riset berjudul Every Cloud Has A Silver Lining yang dipublikasikan pada Rabu (25/11/2015).

Menurutnya, produk domestik bruto (gross domestic product/GDP) pada kuartal III/2015 stabil pada level 4,73%. Diperkirakan, pada kuartal IV/2015, PDB akan meningkat tipis menjadi 4,86%.

Pada saat bersamaan, nilai tukar rupiah yang telah stabil diperkirakan tidak akan terjadi goncangan besar akibat kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve.

Begitu pula dengan kinerja perusahaan. Dia memerkirakan akan terjadi pemulihan pendapatan yang berlanjut pada kuartal IV/2015 dan 2016.

Diperkirakan proyeksi laba per saham dasar (earning per share/EPS) bakal meningkat 11% year-on-year (yoy) pada tahun depan. Peningkatan EPS dipimpin oleh emiten yang berfokus pada sektor domestik.

Isnaputra juga memerkirakan, Bank Indonesia pada tahun depan akan melakukan pelonggaran moneter. Bank sentral yang memutuskan penurunan giro wajib minimum (GWM) sebesar 50 basis poin pada rapat dewan gubernur (RDG) terakhir, membuat Kim Eng Securities menilai BI akan memangkas suku bunga acuan atau BI Rate pada kuartal I/2015.

Prediksi pemotongan BI Rate pada awal tahun depan mengingat fakta adanya penurunan tekanan atas risiko dari faktor eksternal.

"Kami perkirakan total pemotongan BI Rate sebesar 50 bps pada tahun depan sangat mungkin. ASII, perbankan, dan saham-saham properti akan diuntungkan," paparnya.

Untuk jangka panjang, Kim Eng Securities meyakini prospek ekonomi Indonesia bakal tumbuh positif. Hal itu ditandai dengan rencana pemerintah yang akan menggenjot proyek infrastruktur.

Pada tahun depan, sambungnya, pemerintah menganggarkan 2,4% dari total PDB untuk sektor infrastruktur. Pemerintah juga menjanjikan penyederhanaan proses perijinan investasi, kenaikan upah minimum provinsi (UMP) diatur secara tahunan.

Kenaikan UMP tersebut, katanya, harus didasarkan pada pertumbuhan PDB dan inflasi. Semua janji yang diumumkan pemerintah itu tentunya akan membuat iklim investasi kian positif.

Pada Jumat (27/11/2015), IHSG terkoreksi 0,79% atau 36,50 pon, dan kian mempertebal koreksi sejak awal tahun menjadi 12,75% ke level 4.560,56. Sedangkan, investor asing membukukan jual bersih atau net sell Rp19,71 triliun yoy.

Secara terpisah, analis PT Henan Putihrai Securities PT Alexander Margaronis, menilai korelasi yang tinggi dengan perkembangan indeks Bursa China, menjadi katalis penting bagi iklim investasi 2015. Selain itu, sentimen normalisasi suku bunga oleh The Fed juga menjadi katalis penting untuk diperhatikan.

"Kami masih menilai peluang rebound pada harga komoditas masih sangat terbatas sejalan dengan rendahnya peluang upside surprise pada pertumbuhan ekonomi dan global secara keseluruhan," katanya dalam riset belum lama ini.

Akan tetapi, sejalan dengan hal tersebut, dia memerkirakan inflasi akan cenderung terkendali. Sehingga, diperkiakan hal itu akan memberikan peluang penurunan BI Rate sebesar 20-50 bps.

Dia menilai, potensi penurunan suku bunga bertambah tinggi khususnya apabila stabilisasi nilai tukar rupiah tetap terjaga, sejalan dengan normalisasi bertahap oleh The Fed.

Penurunan BI Rate dinilai akan memberikan dorongan pada permintaan domestik dan kepercayaan investasi bisnis maupun masyarakat.

"Apabila skenario tersebut berjalan, kami memperkirakan terjadinya pelebaran pada current account namun berpotensi memberikan dampak pertumbuhan PDB pada kisaran 5,3% ditopang oleh belanja domestik," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper