Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG SEPEKAN: Signal Window Dressing Mulai Tampak, Ini Data Lengkapnya

Sinyalemen window dressing menjelang akhir tahun mulai tampak dengan terus dibukukannya aksi beli bersih oleh investor asing selama tiga hari berturut-turut mencapai Rp668,2 miliar. Indeks harga saham gabungan diperkirakan segera rally pada awal Desember mendatang.
Bursa Efek Indonesia/JIBI-Dedi Gunawan
Bursa Efek Indonesia/JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA-- Sinyalemen window dressing menjelang akhir tahun mulai tampak dengan terus dibukukannya aksi beli bersih oleh investor asing selama tiga hari berturut-turut mencapai Rp668,2 miliar. Indeks harga saham gabungan diperkirakan segera rally pada awal Desember mendatang.

Analis PT Reliance Securities Tbk. Lanjar Nafi menilai aksi net buy investor asing pada pekan ini menunjukkan optimisme menyambut akhir tahun untuk mempercantik portofolionya yang dikenal dengan window dressing.

Tidak hanya itu, optimisme investor asing juga terlihat dalam menyambut paket kebijakan ekonomi yang dirilis pemerintah, terutama permintaan untuk menurunkan suku bunga acuan Bank Indonesia.

"Window dressing sudah mulai terlihat di akhir November, biasanya akan semakin menguat pada pekan pertama dan kedua Desember. Paket kebijakan ekonomi ketujuh yang akan dirilis juga diperhatikan investor," ungkapnya kepada Bisnis.com, Jumat (27/11/2015).

Meski IHSG sepekan terkoreksi tipis 0,02% ke level 4.560,56, investor asing terus masuk ke pasar modal Indonesia. Kemarin, IHSG ditutup turun 0,79% sebesar 36,50 poin, tetapi investor asing mengakumulasi net buy Rp229,8 miliar.

Lanjar mengatakan pelemahan IHSG sepekan lebih banyak terpengaruh oleh merahnya bursa saham regional Asia Pasifik. Terutama, bursa saham China yang terkoreksi cukup dalam akibat laba emiten di negeri Tirai Bambu itu longsor.

Investor dinilai melakukan profit taking di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Namun demikian, koreksi IHSG terbilang wajar setelah sehari sebelumnya terjadi konsolidasi.

"Pola pelaku pasar siap profit taking, sudah sampai di level resistance. Kemungkinan akan berlanjut sampai awal Desember," katanya.

Dia memerkirakan, IHSG pekan depan akan ada potensi sedikit koreksi dengan level support 4.530 dan resistance 4.600. Jika level resistance sempat dipatahkan, IHSG akan kembali bergerak ke level 4.730.

Pada saat yang sama, kurs rupiah sepanjang pekan ini terkoreksi cukup dalam 1,31% sebesar 178 poin dan menembus level psikologis Rp13.801/US$. Kemarin, rupiah terdepresiasi 0,43% sebesar 59 poin seiring dengan pelemahan mata uang Asia.

Pekan depan, Lanjar memperkirakan kurs rupiah masih dalam tren bearish. Mata uang Garuda diperkirakan masih akan berada di level Rp13.870/US$ dan tidak mampu breakout Rp13.480/US$.

"Sepertinya rupiah masih akan melemah. Kalau sudah ada kebijakan dari Bank Indonesia akan berbeda, menunggu keseriusan pemerintah dalam membuat skenario akhir tahun,"  tuturnya.

 

Berikut data lengkap transaksi investor asing sepekan: 

Tanggal

Nilai

Keterangan

27 November

Rp229,8 miliar

Net buy

26 November

Rp349,5 miliar

Net buy

25 November

Rp88,93 miliar

Net buy

24 November

Rp326,13 miliar

Net sell

23 November

Rp26,67 miliar

Net sell

Sumber: Bursa Efek Indonesia, diolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper