Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah dalam Sepekan Melempem, Terdepresiasi 178 Poin Tembus Rp13.800/US$

Kurs rupiah sepanjang pekan ini melempem akibat terus tertekan dan terdepresiasi 178 poin atau 1,31% menembus level psikologis Rp13.801/US$ dari pekan lalu Rp13.623/US$.
Rupiah/JIBI-Abdullah Azzam
Rupiah/JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—Kurs rupiah sepanjang pekan ini melempem akibat terus tertekan dan terdepresiasi 178 poin atau 1,31% menembus level psikologis Rp13.801/US$ dari pekan lalu Rp13.623/US$.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan di pasar spot akhir pekan ini, Jumat (27/11/2015), kurs rupiah ditutup turun 59 poin atau 0,43% dan menembus level Rp13.801/US$.

Pelemahan rupiah bersamaan dengan terdepresiasinya mayoritas mata uang di Asia. Rupiah bergerak pada level terkuat Rp13.681/US$, dan terlemah Rp13.802/US$. 

"Ada kekhawatiran (capital) outflow jika Fed Rate naikkan bunga. (Dikhawatirkan) dana asing (berpotensi) ke luar sementara waktu. Sehingga menekan nilai tukar rupiah, karena dolar menguat,” kata Analis Riset Panin Sekuritas Purwoko Sartono saat dihubungi hari ini, Jumat (27/11/2015)

Pada saat bersamaan, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) melemah 14 poin pada Jumat (27/11/2015). Data yang diterbitkan Bank Indonesia menempatkan Jisdor level di Rp13.747/US$, melemah 14 poin atau 0,10% dari kurs kemarin.

Level tersebut sama dengan kurs tengah Bank Indonesia. Adapun, kurs tengah BI dipatok pada level Rp13.816/US$ untuk kurs jual dan Rp13.678/US$ kurs beli.

Belum lama ini, BI mengumumkan data cadangan devisa (Cadev) per 31 Oktober 2015 yang tersisa US$100,7 miliar atau turun US$1 miliar setara dengan Rp13,5 triliun untuk intervensi kurs rupiah selama sebulan.

Posisi Cadev per akhir Oktober 2015 lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir September 2015 yang mencapai US$101,7 miliar. Cadev tersebut cukup untuk membiayai 7,1 bulan impor atau 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Sejak Juli 2015 silam, BI tercatat telah menguras Cadev US$6,85 miliar setara dengan Rp92,47 triliun. Pada Juli lalu, Cadev RI masih mencapai US$107,55 miliar.

Adapun, suku bunga acuan atau BI Rate yang dipertahankan pada level 7,5% pada 17 November 2015.

 

Berikut kurs rupiah di pasar spot:

Tanggal

Level (Rp/US$)

Perubahan (%)

27 November

13.801

-0,43

26 November

13.742

-0,38

25 November

13.690

+0,20

24 November

13.718

+0,03

23 November

13.722

-0,73

Sumber: Bloomberg.

Berikut kurs Jisdor Bank Indonesia:

Tanggal

Level (Rp/US$)

Perubahan (%)

27 November

13.747

-0,10

26 November

13.733

-0,43

25 November

13.673

+0,36

24 November

13.723

-0,20

23 November

13.696

+0,31

Sumber: Bank Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper