Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Kurang Hoki, Mustika Ratu Tunda Proyek Properti

Emiten kosmetik PT Mustika Ratu Tbk. (MRAT) menunda sejumlah proyek properti karena kondisi pasar yang tidak menguntungkan. Perseroan semula berencana getol berekspansi di lini itu mulai akhir tahun ini untuk mendongkrak penjualan.
/mustikaratu
/mustikaratu

Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten kosmetik PT Mustika Ratu Tbk. (MRAT) menunda sejumlah proyek properti karena kondisi pasar yang tidak menguntungkan. Perseroan semula berencana getol berekspansi di lini itu mulai akhir tahun ini untuk mendongkrak penjualan. 

Sekretaris Perusahaan Mustika Ratu Boma K. Sebayang mengatakan pasar properti sedang tidak baik. Jika rencana itu diteruskan, justru akan memukul kinerja perusahaan. 

"Kami menunggu sampai market properti membaik," kata Boma, baru-baru ini. 

Perusahaan milik Mooryati Soedibyo itu tadinya hendak membangun kompleks rumah-toko, perkantoran, pergudangan, dan apartemen, senilai Rp500 miliar. Investasi berasal dari dana internal dan pinjaman.

Proyek itu memanfaatkan lahan milik perseroan seluas 10 hektare di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat. Rinciannya, akan ada 133 gudang multiguna, 67 unit ruko, dan 181 unit apartemen dengan tipe studio yang di dalamnya terdapat satu atau dua kamar. 

Dengan memanfaatkan strategi prapenjualan (presale), perseroan berharap seluruh unit akan terjual sebelum konstruksi selesai. 

Namun, perlambatan sektor properti membuat strategi itu berjalan lamban. Konstruksi pun belum dimulai karena perseroan masih menunggu izin peralihan fungsi dari industri dan pergudangan ke kawasan komersial.

Penundaan juga dilakukan terhadap proyek hotel di atas lahan seluas 600 m2 di Solo. Perseroan sebelumnya telah merintis bisnis properti melalui kepemilikan Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta dan persewaan perkantoran di Graha Mustika Ratu di Jakarta.

Pengembangan sayap bisnis properti semula diharapkan mampu berkontribusi 30% terhadap penjualan perseroan. 

Di sisi lain, Mustika Ratu tidak akan menghabiskan seluruh belanja modal yang dianggarkan Rp20 miliar tahun ini karena depresiasi rupiah dan prospek pertumbuhan penjualan di bawah target.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper