Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Menguat, BI Hati-hati Turunkan BI Rate

Meski rupiah telah menguat dan berada di level Rp13.800, Bank Indonesia memilih untuk tetap berhati-hati untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI Rate.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Meski rupiah telah menguat dan berada di level Rp13.800, Bank Indonesia memilih untuk tetap berhati-hati untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI Rate. Sejak Februari 2015, tingkat suku bunga acuan berada di level 7,5%.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan peluang turunnya BI rate masih terkendala oleh ketidakpastian Bank Sentral AS atau The Fed menaikkan tingkat suku bunga acuannya atau Fed Fund Rate.

"Pada intinya kami menjaga prudent monetary policy. Situasi global kita masih menghadapi suku bunga AS yang akan naik," ujarnya di Kompleks Bank Indonesia, Jumat (9/10/2015).

Meski kenaikan tingkat suku bunga di AS diyakini tidak akan terjadi pada tahun ini berdasarkan data ekonomi AS dan diperkirakan dilakukan di awal tahun depan, namun pihaknya tetap mengambil langkah prudent untuk menjaga stabilitas.

Mirza menuturkan dengan adanya stabilitas di pasar keuangan maka akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Memang tidak akan naik tahun ini, kemungkinan suku bunganya. Bahkan tidak naik di kuartal I tahun depan, tapi tetep kita lebih baik prudent buat jaga stabilitas. Hanya dengan stabilitas pertumbuhan ekonomi akan terjadi," katanya.

Nilai tukar rupiah pada Jumat (9/10/2015) ditutup pada level Rp13.412 per dolar Amerika Serikat atau terapresiasi sebesar 3,54% dari penutupan pada Kamis (8/10/2015) yang senilai Rp13.887 per dolar AS.

Sepanjang hari ini, nilai tukar rupiah bergerak di level Rp13.281 per dolar AS dan terlemah Rp13.774 per dolar AS.

Penguatan nilai tukar rupiah dalam beberapa hari terakhir ini, lanjut Mirza, tidak hanya karena pengaruh dari eksternal saja tetapi adanya sentimen positif dari para pelaku pasar terhadap perekonomian Indonesia.

"Penguatan mata uang dolar hari ini dan kemarin sangat signifikan dibanding regional Asia. Itu karena pasar melihat positif ke Indonesia," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper