Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RUPIAH MENGUAT, BI: Indonesia Kembali Dipercaya Investor

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang sepanjang hari ini mencapai 4,4% dibanding dengan mata uang Korea Won dan Bath Thailand terjadi bukan hanya karena faktor eksternal tetapi juga karena faktor fundamental Indonesia.
Rupiah/JIBI-Abdullah Azzam
Rupiah/JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah, Jumat (9/10/2015) ditutup pada level 13.412 per dolar Amerika Serikat atau terapresiasi sebesar 3,54% dari penutupan Kamis (8/10) yang berada di angka 13.887 per dolar AS.

Sepanjang hari ini, nilai tukar rupiah bergerak di level 13.281 per dolar AS dan terlemah 13.774 per dolar AS.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang sepanjang hari ini mencapai 4,4% atau lebih kuat dibanding mata uang Korea Won dan Bath Thailand terjadi bukan hanya karena faktor eksternal tetapi juga karena faktor fundamental Indonesia.

"Kalau kita lihat penguatan rupiah pada hari ini kan sampai Jumat 4,3% sampai 4,4%, Malaysia 3,4%, Korea 1,2%, Taiwan 1,2%, Thailand 0,4%. Ini menunjukkan
penguatan pada hari ini bukan hanya faktor eksternal yang mendorong tetapi memang ada faktor fundamental dari Indonesia," ujarnya di Kompleks BI, Jumat (9/10/2015).

Mirza tidak memungkiri kondisi perekonomian di AS yang melemah memberikan ruang bagi penundaan kenaikan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR) pada tahun ini namun akan terjadi pada 2016.

Hal tersebut tentunya memberi keleluasaan bagi kurs rupiah untuk semakin menguat.

"Kalau kita lihat penguatan rupiah hari ini sampai 4,4% dan currency lain menguatnya 1,2%, maka pasti ada faktor domestik," kata Mirza.

Menurutnya, saat ini financial market investor sudah semakin yakin pemerintah melakukan reformasi struktural yang serius.

Para investor asing, sebelumnya, menganggap pemerintah tidak serius dalam melakukan reformasi struktural maka dengan adanya paket kebijakan yang dikeluarkan beberapa waktu lalu menunjukan keseriusan dari Pemerintah Indonesia.

"Tapi adanya paket kebijakan deregulasi untuk mendorong investor masuk. Pemerintah meng-address dilakukannya debirokratisasi dan deregulasi dalam rangka mendorong investasi masuk. Devisa masuk mendorong terciptanya empowerment pemerintah sehingga mendorong sektor riil," tuturnya.

Selain kebijakan pemerintah, tambah Mirza, penguatan nilai tukar rupiah juga dikarenakan adanya kebijakan otoritas moneter dalam melakukan intervensi di pasar spot dan forward dan relaksasi aturan oleh otoritas keuangan baik perbankan maupun sektor nonbank.

"BI juga prudent di kebijakan moneter dan menambah supply valas di pasar spot dan forward. Temen-temen OJK juga ikut dorong inklusi keuangan dengan asuransi petani sehingga para pelaku pasar percaya dengan Indonesia," ucap Mirza.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper