Bisnis.com, JAKARTA -- Harga minyak lepas dari tren stagnan yang sudah terjadi sepanjang September kemarin. Harga komoditas energi itu pun berpotensi melanjutkan penguatan untuk jangka pendek karena faktor fundamental dan peluang penundaan kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Pada perdagangan hari ini, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 1,63% menjadi US$49,32 per barel, sedangkan harga minyak Brent naik 1% menjadi US$52,44 per barel.
Deddy Yusuf Siregar, analis PT Fortis Asia Futures, mengatakan selain buruknya data ekonomi Amerika Serikat (AS) pada pekan ini, penguatan harga minyak juga mendapatkan dukungan dari reaksi pelaku pasar atas pertemuan antara Arab Saudi dengan Rusia untuk membahas penurunan harga dan potensi ke depan harga minyak.
"Apalagi, ditambah proyeksi permintaan pada tahun depan diprediksi meningkat sebesar 270.000 barel menjadi 95,2 juta barel," ujarnya kepada Bisnis.com pada Rabu (7/10).
Selain itu, spekulasi penundaan suku bunga karena buruknya data AS dari pekan lalu sampai data neraca perdagangan kemarin juga mendukung kenaikan harga.
"Posisi dolar AS yang lemah jelas menguntungkan harga komoditas yang dijual dengan denominasi mata uang Amerika Serikat (AS) tersebut," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel