Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA EMAS: Pasar Belum Tenang, Ketidakpastian Berpotensi Meningkat

Harga emas bisa terdorong naik pekan depan bila diiringi dengan kejatuhan di pasar saham global. Pidato Janet Yellen, Gubernur Federal Reserve pada Jumat (25/9/2015) dini hari tadi belum membuat pasar tenang dan cenderung meningkatkan ketidakpastian.n
Emas batangan/Reuters
Emas batangan/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas bisa terdorong naik pekan depan bila diiringi dengan kejatuhan di pasar saham global. Pidato Janet Yellen, Gubernur Federal Reserve pada Jumat (25/9/2015) dini hari tadi belum membuat pasar tenang dan cenderung meningkatkan ketidakpastian.

Pada perdagangan hari ini sampai pukul 15:37 WIB, harga emas terkoreksi 0,98% menjadi US$1.142 per troy ounce atau Rp539.420 per gram, sedangkan harga emas Antam melonjak 2,98% menjadi Rp586.000 per gram. Sebelumnya pada penutupan Kamis (24/9), harga emas melonjak 2,03%.

Dalam riset PT Global Artha Futures menyebutkan bahwa harga emas ditutup menguat drastis pada Jumat (25/9/2015) karena respons pasar terhadap pasar saham global termasuk China dan Amerika Serikat (AS). Para investor mulai kembali berbondong-bondong memindahkan portofolionya ke emas.

"Selain itu, harga emas juga ditopang oleh buruknya data ekonomi AS yang rilis kemarin. Data pesanan barang tahan lama pada Agustus turun untuk pertama kalinya dalam tiga bulan," tulis dalam risetnya.

Pelemahan harga emas pada perdagangan hari ini pun diprediksi karena aksi profit taking investor seiring dolar AS menguat terbatas pascapidato Yellen. Namun, dengan data ekonomi sepanjang Agustus yang negatif, pelaku pasar semakin pesimis kenaikan suku bunga Federal Reserve (the Fed) bisa dilakukan pada tahun ini.

Dengan kondisi itu, pidato Yellen yang optimistis suku bunga tetap naik pada tahun ini cenderung meningkatkan ketidakpastian.

Indikator penundaan kenaikan suku bunga yang disebutkan Yellen pada pertemuan pekan lalu pun diprediksi masih akan menekan AS sampai akhir tahun nanti sehingga peluang kenaikan suku bunga masih tipis. Beberapa indikator itu adalah posisi dolar AS yang tinggi yang membuat ekspor rendah, penurunan harga komoditas, dan inflasi yang pada Agustus mencapai -0,1% atau mengalami perlambatan.

Kepala Ekonomi Australia Bullion Co. Jordan Eliseo mengatakan tidak mengejutkan harga emas kembali jatuh setelah menguat jauh terhadap dolar AS pasca pidato Yellen.

"Peluang untuk melakukan pengetatan memang bisa dilakukan setiap saat. Meskipun, saat ini berada di periode mata uang yang tidak murah," ujarnya seperti dilansir Bloomberg.

Ketidakpastian di pasar semakin meningkat pascapenundaan kenaikan suku bunga the Fed pada pekan lalu. Pasar kecewa dan kian optimistis sangat mustahil the Fed menaikkan suku bunga pada tahun ini dengan pertumbuhan ekonomi AS yang melambat.

Akan tetapi, para pejabat the Fed terus berusaha menyakinkan pasar setelah pertemuan Federal Open Market Committee pekan lalu hingga kemarin Yellen yang berkomentar langsung. Mereka semua terus menuturkan kenaikan suku bunga tetap akan dilakukan pada tahun ini.

Spekulasi itu sudah didengungkan sejak dua tahun lalu hingga terjadinya gejolak di pasar uang dan komoditas.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper