Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Pasar Berjangka di Semarang Tumbuh Pesat

Volatilitas pasar global dimanfaatkan investor regional untuk masuk ke pasar berjangka dan mengerek volume transaksi di lini investasi tersebut.
Emas/Ilustrasi
Emas/Ilustrasi

Bisnis.com, SEMARANG - Volatilitas pasar global dimanfaatkan investor regional untuk masuk ke pasar berjangka dan mengerek volume transaksi di lini investasi tersebut.

Vice President PT Valbury Asia Futures Willy Leo Santiko mengatakan kendati sepanjang tahun ini pertumbuhan nasabah masih di bawah 10%, pertumbuhan volume transaksi justru meningkat hingga 50%.

“Kalau pada 2014 mencapai 5.000-6.000 lot [per bulan], sekarang tiap bulan bisa 9.000 lot,” katanya, Selasa (8/9/2015) petang. Menurutnya, volume transaksi itu masih berpotensi meningkat hingga 10.000 lot per bulan. 

Willy menilai masyarakat saat ini pandai memanfaatkan situasi dan melihat peluang di balik volatilitas pasar global yang didorong oleh spekulasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat atau Fed funds rate.

Di sisi lain, dia menambahkan, investor juga cenderung mengalihkan dananya dari sektor riil karena kelesuan perekonomian. William menuturkan, untuk investor berjangka sangat meminati kontrak valuta asing, seperti dolar AS dan mata uang utama lainnya, a.l. euro, poundsterling, dan yen.

Selain itu, investor juga memburu kontrak emas dan minyak mentah. “Kontrak-kontrak itu yang mempunyai keterkaitan khusus dengan perkembangan suku bunga AS,” ungkapnya.

Harga komoditas dan mata uang selain dolar yang cenderung turun mendorong investor untuk mengambil posisi beli. 

Willy mengakui investasi di pasar berjangka adalah investasi dengan risiko sangat tinggi. Untuk itulah pihaknya menekankan masyarakat yang ingin menanamkan uangnya di sektor ini harus sudah berpengalaman dengan instrumen investasi lain dengan berbagai risiko, seperti deposito dan reksadana.

Namun, kurangnya edukasi dan literasi terkait investasi di pasar berjangka seringkali dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk meraup keuntungan sehingga banyak kasus penipuan yang melibatkan praktek perdagangan berjangka.

Bahkan, Willy menceritakan baru-baru ini pihaknya menolak 12 nasabah yang berniat menanamkan modal di pasar berjangka karena dinilai belum cukup teredukasi. “Memang secara bisnis merugikan, tetapi seharusnya begitu memang,” ungkapnya.

Terlepas dari hal tersebut, dia menuturkan, dalam lima tahun terakhir, pasar berjangka regional, terutama di Semarang dan sekitarnya tumbuh cukup pesat dan menyimpan potensi investor yang tinggi. Dibandingkan dengan Medan dan Bandung, porsi perdagangan di Semarang masih terhitung lebih besar.

Untuk memaksimalkan potensi tersebut, para pialang berjangka juga meluncurkan kontrak-kontrak dengan modal yang relatif lebih kecil sehingga bisa menjangkau investor ritel dalam jumlah yang lebih besar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper