Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alternatif Pendanaan: Perusahaan Pilih Terbitkan MTN

Di tengah kondisi perekonomian dan pasar saham yang bergejolak, sejumlah perusahaan memilih penerbitan medium term notes (MTN) sebagai salah satu sumber alternatif pendanaan dibandingkan dengan emisi obligasi.
Di tengah kondisi perekonomian dan pasar saham yang bergejolak, sejumlah perusahaan memilih penerbitan medium term notes (MTN) sebagai salah satu sumber alternatif pendanaan dibandingkan dengan emisi obligasi./JIBI
Di tengah kondisi perekonomian dan pasar saham yang bergejolak, sejumlah perusahaan memilih penerbitan medium term notes (MTN) sebagai salah satu sumber alternatif pendanaan dibandingkan dengan emisi obligasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA— Di tengah kondisi perekonomian dan pasar saham yang bergejolak, sejumlah perusahaan memilih penerbitan medium term notes (MTN) sebagai salah satu sumber alternatif pendanaan dibandingkan dengan emisi obligasi.

Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), sejumlah perusahaan tercatat mendapatkan izin penerbitan efektif penerbitan MTN pada Agustus 2015. Sejumlah perusahaan tersebut adalah PT Lambang Agro Internasioal yang menerbitkan MTN senilai Rp20 miliar, PT Indosurya Inti Finance dengan emisi MTN Rp10,2 miliar, PT Karawang Jabar Industrial Estate senilai Rp6,05 miliar, dan PT Varia Usaha Beton dengan nilai emisi Rp30 miliar.

Adapun, PT Perkebunan Nusantara II menerbitkan dua MTN sekaligus. Pertama, MTN VI PTPN II Tahun 2015 Seri A dengan nilai Rp110 miliar yag diterbitkan 27 Agustus 2015. Kedua, MTN VI PTPN II Tahun 2015 Seri B dengan nilai Rp65 miliar. MTN senilai Rp65 miliar tersebut sudah mendapatkan izn penerbitan efektif pada 31 Agustus 2015 dan issued date pada 1 September 2015.

Selain itu, PT Wijaya Karya Realty juga menerbitkan MTN dengan nilai Rp50 miliar pada Agustus 2015 yang akan jatuh tempo pada Mei 2018. PT BFI Finance juga menerbitkan MTN senilai Rp155 miliar pada periode tersebut.

Sementara itu, perusahaan yang menerbitkan obligasi sepanjang Agustus relatif lebih sedikit. Data KSEI mencatat, hanya ada 3 perusahaan yang menerbitkan obligasi. Mereka adalah PT Adira Dinamika Multifinance yang menerbitkan obligasi berkelanjutan III Adira Finance Tahap II Tahun 2015 seri A yang listing 25 Agustus dengan nilai Rp492 miliar.

Kemudian, ada dua perusahaan yang sudah mendapatkan izin penerbitan efektif penerbitan obligasi dan akan listing pada September 2015. Kedua perusahaan tersebut adalah Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dengan nilai Rp309 miliar dan Federal International Finance dengan nilai emisi Rp913 miliar.

Desmon Silitonga, analis senior PT Millenium Capital Management mengatakan ada sejumlah faktor yang membuat penerbitan MTN lebih ramai dibandingkan dengan penerbitan obligasi korporasi pada semester II ini. Pertama, imbal hasil SUN yang cukup tinggi membuat korporasi yang berencana menerbitkan obligasi menjadi hati-hati. Pasalnya, cost of fund penerbitan obligasi menjadi lebih tinggi.

Penerbitan obligasi korporasi acuannya pada SUN. Saat ini imbal hasil SUN cukup tinggi, ini juga akan memengaruhi penerbitan kupon, investor akan meminta kupon yang lebih tinggi. Ini salah satu yang membuat perusahaan cari alternatif lain, termasuk MTN,” kata Desmon kepada Bisnis, Rabu (2/9).

 

Menurutnya, dengan menerbitkan MTN atau tidak melalui penawaran terbuka, besaran kupon akan bisa dinego. Faktor kedua yang membuat penerbitan MTN lebih marak adalah melambatnya ekspansi perusahaan seiring perlambatan ekonomi dan belanja pemerintah. Perlambatan ekspansi membuat perusahaan yang tadinya membutuhkan dana besar akan mengurangi kebutuhan dananya.

 

Kalau di MTN biasanya nilai emisinya tidak begitu besar dan dengan tenor yang pendek juga. Jadi, ini akan kembali lagi ke strategi masing-masing perusahaan. Ada yang beralih ke MTN atau mengurangi size emisi obligasinya, bahkan menunda,” jelasnya.

 

Selain itu, proses menerbitkan MTN juga relatif lebih mudah. “Perusahaan melihat kondisi perekonomian saat ini, kadang mereka ingin cepat, karena cost of fund bisa cepat naik.”

 

Pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan proses penerbitan MTN lebih mudah dibandingkan dengan obligasi korporasi. Biasanya, nilai emisi dan tenor pada MTN juga tidak sebesar penerbitan obligasi korporasi.

 

Untuk saat ini, keuntungan menerbitkan MTN dibandingkan obligasi adalah risiko lebih kecil. MTN kan jangka pendek, di saat bunga tinggi saat ini dan kalau nanti turun, kerugian tidak akan begitu besar,” katanya.

 

Dia menilai, perusahaan berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lebih ramai menerbitkan MTN. Di tengah perlambatan ekonomi, mereka tetap ingin berekspansi. “Penerbitan MTN lebih fleksibel buat mereka, kalau belanja pemerintah tidak banyak berjalan, pendanaan yang dibutuhkan juga tidak begitu banyak. Kalau ke bank sulit karena kredit sudah terbatas.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper