Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Bergerak Volatil, OPEC Rencanakan Diskusi Pemangkasan Produksi

Harga minyak mentah kembali ditutup menguat pada perdagangan kemarin setelah Organization of the Petroleum Exporting Countries siap berbicara dengan produsen global lainnya terkait harga minyak.
ETI kembali anjlok, setelah kemarin melejit./
ETI kembali anjlok, setelah kemarin melejit./

Bisnis.com, JAKARTA- Harga minyak mentah kembali ditutup menguat pada perdagangan kemarin setelah Organization of the Petroleum Exporting Countries siap berbicara dengan produsen global lainnya terkait harga minyak.

Pada penutupan perdagangan Senin (31/8), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melonjak 7,65% menjadi US$48,68 per barel. Jika dilihat dari rebound harga minyak sejak Kamis (27/8/2015), harga minyak WTI sudah melonjak 26,11% dalam tiga hari perdagangan.

Adapun, pada perdagangan hari ini, Selasa (1/9/2015) sampai pukul 09:35 WIB, harga minyak WTI kembali terkoreksi 2,99% menjadi US$47,73 per barel.

Phil Flynn, Analis Pasar Senior Price Futures Group Inc. mengatakan kini pasar sudah berbalik arah dalam merespons pergerakan harga minyak.

"Pendukungnya antara lain Energy Information Administration (EIA) yang memangkas perkiraan produksi shale oil Amerika Serikat (AS) dan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang siap bertemu dengan produsen global terkait rencana pemangkasan produksi," ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Selasa (1/9/2015).

Namun, OPEC disebut tidak akan setuju bila hanya pihaknya yang melakukan pemangkasan produksi. Negara diluar OPEC juga harus ikut menanggung beban dari ambruknya harga minyak ini.

Mike Wittner, Kepala Riset Soeciete Generale SA, menyebutkan pasar sedang mengkaji lebih dalam rencana ini. Pengumuman OPEC di bulletin pun bukan informasi penting jika dibandingkan dengan pengumuman kunci.

Sementara itu EIA juga memangkas perkiraan produksi shale oil AS pada tahun ini sebesar 0,94% menjadi 9,44 juta barel per hari dibandingkan perkiraan sebelumnya sekitar 9,53 juta barel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper