Bisnis.com, JAKARTA—Rupiah melemah di saat kurs negara lain di Asia terapresiasi. Mata uang Garuda terdepresiasi 0,22% atau melemah 31 poin ke Rp14.098 per dolar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Selasa (1/9/2015) rupiah menguat 5 poin atau 0,04% ke Rp14.062 /US$.
Rupiah melemah di saat kurs negara lain di Asia terapresiasi. Mata uang Garuda terdepresiasi 0,22% atau melemah 31 poin ke Rp14.098 per dolar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot.
Rupiah kembali tertekan pasca perdagangan bursa saham sesi I berakhir, terdepresiasi 8 poin atau melemah 0,06% ke Rp14.075
Rupiah berbalik menguat 1 poin atau 0,01% ke Rp14.066/US$
Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) melemah 54 poin pada Selasa (1/8/2015) di saat kurs lain di Asia rebound di pasar spot.
Data yang diterbitkan BI pagi ini menempatkan Jisdor di Rp14.081 per dolar AS, terdepresiasi 54 poin atau turun 0,38%.
Rupiah melemah 19 poin atau 0,14% ke Rp14.086/US$
Rupiah masih tertekan saat bursa saham dibuka, terdepresiasi 0,11% atau turun 16 poin ke Rp14.083 per dolar AS
Mata uang di Asia Tenggara mayoritas menguat, hanya rupiah yang melemah 0,11% ke Rp14.083/US$.
Lainnya menguat, yaitu dolar Singapura (+0,19%), peso Filipina (+0,19%), ringgit Malaysia (+1,01%), baht Thailand (+0,25%).
Seperti diketahui indeks dolar AS pagi ini melemah, sehingga memberikan peluang bagi mata uang lainnya untuk menguat.
Namun pada hari ini, terjadi demo buruh di Jakarta. Selain itu hari ini juga BPS akan mengumumkan data inflasi.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Selasa (1/9/2015) rupiah menguat 5 poin atau 0,04% ke Rp14.062 /US$.
Indeks dolar AS hari ini, Selasa dibuka menguat 0,05% ke 95,875
“Rupiah hari ini (1/9/2015) diperkirakan akan bergerak dikisaran 13.970-14.100, dengan kecenderungan melemah, “ kata Analis Teknikal Bahana Securities Muhammad Wafi dalam risetnya.
Indeks dolar AS pada Senin, ditutup melemah 0,29% ke 95,824
NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) memperkirakan kurs tengah Bank Indonesia nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Selasa (1/9/2015) bergerak pada rentang Rp14.019-Rp 14.036.
Kepala Riset NHKSI Reza Priyambada mengatakan setelah mengalami kenaikan, laju rupiah berbalik melemah tipis.
“Kekhawatiran kami terhadap laju rupiah yang tidak mampu bertahan di zona positif kembali terjadi,” kata Reza dalam risetnya.
Padahal laju dolar AS di pasar spot global, ujarnya, sedang mengalami pelemahan terhadap laju yen.
Reza mengemukakan antisipasi akan pelemahan data manufaktur global yang akan dirilis di awal minggu ini, yang merupakan awal September, memberikan tekanan pada mayoritas mata uang.
Sehingga pelaku pasar berbalik beralih pada mata uang yang dinilai safe-haven, yaitu yen.
Dari dalam negeri, tambahnya, pelaku pasar bersikap wait & see terhadap rilis data inflasi yang akan dirilis. Sehingga membuat laju rupiah tertahan kenaikannya.
“Mulai adanya pelemahan kembali pada laju rupiah membuat kami waspada akan adanya pelemahan lanjutan, terutama jika rilis inflasi tidak sesuai dengan perkiraan pelaku pasar. Tetap waspadai berbagai sentimen,” kata Reza.
Laju rupiah di atas target resisten 14.035
Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Senin (31/8/2015) rupiah ditutup melemah 84 poin atau 0,6% ke Rp14.067 per dolar AS.
Rupiah tertekan setelah satu petinggi bank sentral Federal Reserve di simposium Jackson Hole mensinyalkan Fed Rate segera naik.