Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Modal Bergairah, IHSG Pekan Depan Dihantui Profit Taking

Bergairahnya pasar modal Asia termasuk Indonesia diperkirakan membuat Indeks harga saham gabungan (IHSG) pekan depan 31 Agustus-4 September bakal diwarnai aksi profit taking.
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat dari kaca mata karyawan di Bursa Efek Indonesia di Jakarta/Bisnis-Abdullah Azzam
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat dari kaca mata karyawan di Bursa Efek Indonesia di Jakarta/Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Bergairahnya pasar modal Asia termasuk Indonesia diperkirakan membuat Indeks harga saham gabungan (IHSG) pekan depan 31 Agustus-4 September bakal diwarnai aksi profit taking.

Lanjar Nafi, analis PT Reliance Securities Tbk., mengatakan bursa saham di Asia mayoritas bergairah dipimpin oleh indeks Shanghai yang menguat dihari kedua, diiringi juga oleh penguatan mata uang Yuan yang terbesar sejak Maret 2015.

"Pemerintah China kembali intervensi dalam pasar ekuitas pada hari Kamis lalu untuk menghentikan aksi jual terbesar sejak 1996," ungkapnya dalam riset, Jumat (28/8/2015).

Sementara itu, IHSG pun kembali ditutup menguat 15,57 poin sebesar 0,35% ke level 4.446,20 setelah sempat kembali pada level 4.500 diawal sesi.

Pergerakan yang diwarnai aksi profit taking ini membuat sektor konsumer menjadi indeks sektoral yang paling dalam terkoreksi. Rupiah yang berhasil tertahan pada level dibawah Rp14.000/US$ tidak mampu membuat investor asing terus kembali mencatatkan net buy.

"Dibuktikan pada akhir pekan ini, aksi net sell kembali terlihat sebesar Rp140,46 miliar," paparnya.

Pada saat yang sama, bursa Eropa dibuka terkoreksi. Investor menunggu isyarat waktu kenaikan suku bunga di AS.

Sentimen selanjutnya di awal pekan dan menjelang awal bulan September akan datang dari dalam negeri seperti tingkat inflasi inti tahunan yang diperkirakan meningkat dari 4,94% dari 4,86%, tingkat kepercayaan investor melambat 108,7 dari 109,9 dan cadangan devisa Agustus.

Dari data tersebut, yang akan keluar pada awal bulan akan membuat investor khawatir dan tekanan jual dan aksi profit taking pun akan terlihat.

Adapun, secara teknikal pada akhir pekan ini, IHSG membentuk pola candlestick bearish meskipun bergerak menguat. Indikator stochastic bergerak menguat mendekati area jenuh jual dengan momentum RSI yang cendering kembali terkonsolidasi.

"Sehingga diprediksikan IHSG akan bergerak mixed cenderung diwarnai aksi profit taking dengan range pergerakan 4.350-4.470," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper