Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GONJANG GANJING RUPIAH: Prediksi Rupiah Tembus Rp14.300/US$, JP Morgan Minta Maaf

Lembaga keuangan JP Morgan mengklarifikasi perkiraan yang sebelumnya beredar atas nama mereka terutama terkait kurs rupiah tembus Rp14.300/US$ dan menurunkan rekomendasi obligasi negara dari underweight menjadi sell.
JP Morgan Chase/Reuters-Lucas Jackson
JP Morgan Chase/Reuters-Lucas Jackson

Bisnis.com, JAKARTA--Lembaga keuangan JP Morgan mengklarifikasi perkiraan yang sebelumnya beredar atas nama mereka terutama terkait kurs rupiah tembus Rp14.300/US$ dan menurunkan rekomendasi obligasi negara dari underweight menjadi sell.

Setelah mendapatkan protes dari Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, JP Morgan merilis penjelasan berupa klarifikasi.

Arthur Luk dan Bert Gochet, Emerging Market Strategy JP Morgan Chase Bank N.A. Hong Kong, menjelaskan investor asing telah berada pada kondisi overweight di Indonesia dan telah membeli surat utang negara (SUN) sejak 2014 lalu.

"Menjadi overweight di Indonesia telah terbayar secara relatif karena Indonesia telah mengungguli imbal hasil dari Turki, Afrika Selatan, dan Brazil saat jatuhnya pasar SUN negara berkembang tahun ini," ungkapnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Kamis (27/8/2015).

Bagi JP Morgan, selama beberapa bulan terakhir, menaikkan status overweight SUN Indonesia akan menjadi sebuah faktor risiko. Tetapi, hingga saat ini, JP Morgan masih mempertahankan level overweight bagi pasar SUN Indonesia.

Tiga peristiwa baru-baru ini telah mengubah pandangan JP Morgan. Di antaranya, devaluasi China pekan lalu kemungkinan dapat mengubah negara berkembang di Asia dari wilayah low-beta fixed-income menjadi higher-beta. Biaya nilai tukar akan meningkat, begitu pula dengan yield SUN.

Kemudian, beberapa hari terakhir, Indeks obligasi negara berkembang mulai terlihat adanya penarikan dana oleh investor asing. Hal itu dapat membahayakan level overweight yang telah ditetapkan secara konsensus termasuk SUN Indonesia.

"Awal pekan ini, pemerintah mengumumkan akan menaikkan utang 10% dalam RAPBN tahun depan," tuturnya.

Strategi yang direkomendasikan oleh JP Morgan adalah menurunkan posisi overweight. Setelah menetapkan overweight pada rupiah, JP Morgan berpindah ke posisi berlawanan.

"Kami menargetkan yield SUN 10 tahun sebesar 10% sampai akhir tahun dari saat ini 8,8%, yang merupakan tingkat di mana investor lokal akan lebih mendukung pasar. Kami juga menetapkan target underweight Rp14.300 pada akhir tahun," jelasnya.

Kurs rupiah mencatatkan rekor penguatan tertinggi di kawasan Asia Tenggara sebesar 1,01% dan kembali ke bawah Rp14.000/US$ setelah beberapa hari terakhir terus tertekan hingga lebih dari Rp14.100/US$.

Keraguan Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga pada September mendatang membuat mata uang dolar melemah terhadap hampir seluruh mata uang dunia. Selain itu, paket kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah Indonesia juga mendorong rupiah terus menguat.

Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah akhirnya ditutup terapresiasi 1,01% atau 143 poin ke level Rp13.990/US$. Kurs ini menjadi paling kuat selama sepekan terakhir dan kembali ke bawah Rp14.000/US$.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper