Bisnis.com, JAKARTA—Kurs rupiah mencatatkan rekor penguatan tertinggi di kawasan Asia Tenggara sebesar 1,01% dan kembali ke bawah Rp14.000/US$ setelah beberapa hari terakhir terus tertekan hingga lebih dari Rp14.100/US$.
Keraguan Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga pada September mendatang membuat mata uang dolar melemah terhadap hampir seluruh mata uang dunia. Selain itu, paket kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah Indonesia juga mendorong rupiah terus menguat.
Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (27/8/2015) kurs rupiah akhirnya ditutup terapresiasi 1,01% atau 143 poin ke level Rp13.990/US$. Kurs ini menjadi paling kuat selama sepekan terakhir dan kembali ke bawah Rp14.000/US$.
Sejak pagi ini, rupiah bergerak di level terkuat Rp13.990/US$ dan terlemah Rp14.151/US$. Rupiah juga tercatat mengalami penguatan tertinggi sejak pagi hari ini.
Pada saat yang sama, kurs tengah Bank Indonesia justru dipatok lebih lemah di level Rp14.128/US$ dari sehari sebelumnya Rp14.102/US$. Kurs referensi Jakarta Interbank spot dollar rate (Jisdor) juga menempatkan pada level yang sama.
Adapun, kurs jual yang dipatok BI mencapai Rp14.199/US$ dan kurs beli Rp14.057/US$. Mata uang dolar Bhat Thailand dan Yen Jepang menjadi mata uang paling terdepresiasi hari ini.
Berikut pergerakan mata uang di Asia terhadap dolar Amerika Serikat per 27 Agustus 2015:
Negara | Level | Perubahan (%) |
Ringgit (Malaysia) | 4,23 | 0,33 |
Rupiah (Indonesia) | 13.990 | 1,02 |
Won (Korea Selatan) | 1.185,1 | 0,06 |
Bhat (Thailand) | 35,63 | (0,05) |
Dolar (Singapura) | 1,4 | 0,44 |
Rupee (India) | 65,98 | 0,23 |
Peso (Filipina) | 46,66 | 0,22 |
Renminbi (China) | 6,40 | 0,05 |
Dolar (Taiwan) | 32,16 | 1,43 |
Yen (Jepang) | 120,36 | (0,36) |
Dolar (Hong Kong) | 7,75 | 0,02 |
Sumber: Bloomberg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
