Bisnis.com, JAKARTA--Rupiah merosot tajam ke level baru setelah menebus Rp13.500 di pasar spot. Mata uang Garuda pada akhir pekan ini, Jumat (31/7/2015) ditutup terdepresiasi 81 poin atau turun 0,60% ke Rp13.539 per dolar AS.
Pada perdagangan hari ini, di pasar spot rupiah dibuka turun 16 poin ke Rp13.476/US$.
Pada Kamis (30/7/2015), intervensi Bank Indonesia tidak mampu mendongkrak rupiah yang sempat merosot hingga Rp13.490 per dolar AS, akibat sentimen The Fed. Rupiah kemarin ditutup melemah 0,01% atau 2 poin ke Rp13.458 per dolar AS.
Pernyataan pers The Fed usai rapat dua hari pada Kamis dini hari menunjukkan anggota FOMC semakin percaya diri untuk menaikkan suku bunga acuan, setelah puas dengan data tenaga kerja dan perumahan.
Rupiah merosot tajam ke level baru setelah menebus Rp13.500 di pasar spot. Mata uang Garuda ditutup terdepresiasi 81 poin atau turun 0,60% ke Rp13.539 per dolar AS
Rupiah melemah 0,22% ke Rp13.488/US$
Rupiah diperdagangkan melemah 28 poin atau turun 0,21% ke Rp13.486 per dolar AS setelah perdagangan sesi I bursa saham berakhir.
“Data GDP AS lagi bagus. Imbasnya ke dolar AS, (sehingga menekan) rupiah. (Mata uang kita) memang rentan dengan dolar AS,” kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada saat dihubungi hari ini, Jumat (31/7/2015).
Rupiah melemah 29 poin atau 0,22% ke Rp13.487/US$.
“(Pelemahan rupiah) karena Fed (yang makin optimsitis dengan data ekonomi AS). Ada perkiraan (Fed Rate segera naik, menyebabkan) orang (di) currency ambil posisi,” kata Analis Indo Premier Securities Ikhsan Binarto saat dihubungi hari ini, Jumat (31/7/2015).
Mata uang di Asia Tenggara mayoritas menguat. Dolar Singapura (+0,14%), ringgit Malaysia (+0,07%), , baht Thailand (+0,07%), .
Sementara itu peso Filipina melemah 0,04%, rupiah melemah 0,24% ke Rp13.491/US$
Data yang diterbitkan BI pagi ini menempatkan Jisdor pada Rp13.481 per dolar AS, terdepresiasi 13 poin atau melemah 0,10% dari Rp13.468 per dolar AS yang ditetapkan Kamis
Rupiah melemah 0,22% ke Rp13.488
Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Jumat (31/7/2015) berada dalam tekanan .
“Rupiah berpeluang kembali melemah hari ini, terutama jika tidak ada intervensi dari bank sentral,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (31/7/2015).
Bisnis.com, JAKARTA— Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Jumat (31/7/2015) rupiah melemah 18 poin atau 0,13% ke Rp13.476/US$.
Pada pk. 08:00 WIB, rupiah makin melemah, jadi turun 16 poin atau 0,12% ke Rp13.474/US$, sekaligus mencetak level terendah barunya dalam lima tahun perdagangan.
Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan.
Indeks Dolar AS dibuka melemah pagi ini, Jumat (31/7/2015). Indeks turun 0,11% ke 97,454.
“Rupiah Jumat (31/7/2015) diperkirakan akan bergerak dikisaran 13.429-13.485, dengan kecenderungan melemah,” kata Analis Teknikal Bahana Securities Muhammad Wafi dalam risetnya.
.
Bloomberg mengemukakan dolar mempertahankan kenaikan terkuat sejak Januari, setelah sejumlah perusahaan berspekulasi bank sentral AS Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada pertemuan berikutnya.
Indeks dolar AS menguat 0,6% ke 97,56 pada penutupan perdagangan Kamis (30/7/2015).
Intervensi Bank Indonesia tidak mampu mendongkrak rupiah pada perdagangan Kamis (30/7/2015) yang sempat merosot hingga Rp13.490 per dolar AS, akibat sentimen The Fed.
Rupiah ditutup melemah 0,01% atau 2 poin ke Rp13.458 per dolar AS.
Pernyataan pers The Fed usai rapat ddua hari pada Kamis diini hari menunjukkan anggota FOMC semakin percaya diri untuk menaikkan suku bunga acuan, setelah puas dengan data tenaga kerja dan perumahan.
Bagaimana pergerakan rupiah pada hari ini, Jumat (31/7/2015)? Ikuti lajunya secara live mulai pembukaan hingga penutupan.