Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA 15 EMITEN BIG CAP: Laba Melorot 12,9%, AALI Terjungkal & WSKT Jawara

Kinerja pada paruh pertama 15 emiten berkapitalisasi pasar besar di PT Bursa Efek Indonesia terbilang loyo. Total perolehan laba bersih merosot 12,9% dengan pendapatan yang diraup terkoreksi 2,31%.
Bursa Efek Indonesia /JIBI-Dwi Prasetya
Bursa Efek Indonesia /JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA--Kinerja pada paruh pertama 15 emiten berkapitalisasi pasar besar di PT Bursa Efek Indonesia terbilang loyo. Total perolehan laba bersih merosot 12,9% dengan pendapatan yang diraup terkoreksi 2,31%.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis.com, sebanyak 15 emiten yang tergolong ke dalam indeks LQ-45 tercatat mengumpulkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp32,6 triliun pada semester I/2015. Perolehan itu melorot 12,9% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp37,45 triliun.

Penurunan laba bersih itu seiring dengan terkoreksinya pendapatan yang dikantongi kelimabelas emiten. Perusahaan-perusahaan tersebut meraih pendapatan Rp236,46 triliun pada paruh pertama tahun ini, terkoreksi 2,31% dari periode yang sama tahun lalu Rp242,05 triliun.

PT Astra Agro Lestari Tbk. menempati posisi terendah dari sisi penurunan laba bersih maupun pendapatan. Laba bersih emiten berkode saham AALI itu terjungkal 67,5% year-on-year menjadi Rp444,4 miliar dari Rp1,36 triliun.

Anak usaha PT Astra International Tbk. (ASII) ini juga membukukan penurunan perolehan pendapatan paling dalam dibandingkan dengan emiten lainnya. Pendapatan AALI melorot 9,7% menjadi Rp7,22 triliun dari tahun sebelumnya Rp8 triliun.

Bahkan, kinerja AALI itu terbilang paling buruk di dalam grup konglomerasi Astra, sehingga laba konsolidasi ASII terkoreksi 18% menjadi Rp8,05 triliun dari Rp9,82 triliun.

Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto mengatakan penurunan kinerja konsolidasi Astra terutama disebabkan oleh melorotnya penjualan segmen otomotif, agribisnis, dan penjualan alat berat. Laba bersih yang merosot 18% mencerminkan penurunan kontribusi dari hampir semua segmen.

Pendapatan bersih perseroan juga mengalami penurunan sebesar 9% yoy menjadi Rp92,5 triliun pada paruh pertama tahun ini dari sebelumnya Rp101,52 triliun.

"Laba bersih Astra pada semester pertama menurun, seiring dengan berkurangnya konsumsi domestik, kompetisi di sektor mobil dan melemahnya harga komoditas di Indonesia," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Kamis (30/7/2015).

Sebaliknya, kontraktor pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. menempati posisi puncak peraih pertumbuhan laba bersih tertinggi pada enam bulan ini. Laba bersih emiten berkode saham WSKT tersebut mampu meroket 181,71% menjadi Rp171,55 miliar dari sebelumnya Rp60,89 miliar.

Pada saat yang sama, perusahaan Grup Lippo yang bergerak pada segmen ritel PT Matahari Departement Store Tbk. (LPPF), menempati posisi puncak peraih pendapatan tertinggi. Pendapatan Matahari tumbuh 29% yoy menjadi Rp2,42 triliun dari sebelumnya Rp1,88 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper