Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontrak Baru 4 BUMN Konstruksi: Optimisme Mulai Terlihat

Di tengah pergulatan batin antara optimisme dan pesimisme terhadap daya serap belanja pemerintah, kontraktor pelat merah justru mulai merasakan sinyal positif perkembangan proyek infrastruktur.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--Di tengah pergulatan batin antara optimisme dan pesimisme terhadap daya serap belanja pemerintah, kontraktor pelat merah justru mulai merasakan sinyal positif perkembangan proyek infrastruktur.

Akhir-akhir ini, sempat keraguan mencuat di antara para pelaku pasar apakah pemerintah mampu mengatrol pembangunan seperti yang dijanjikan. Apalagi, saat ini realisasi belanja pemerintah baru mencapai 8% dari alokasi APBN 2015.

Sejumlah kontraktor pelat merah pun sempat resah. Ada yang pasrah, ada pula yang mulai menyerah dan mulai mencari cara lain agar target kinerja yang telah dipatok pada tahun ini dapat tercapai.

Namun, kegundahan itu perlahan mulai meredup. Para kontraktor mulai dapat tersenyum, walaupun masih terdapat sisa-sisa keraguan yang harus disejajarkan dengan realita.

Empat emiten badan usaha milik negara (BUMN) konstruksi berhasil mengantongi kontrak baru sebesar Rp40,04 triliun sepanjang periode semester I/2015. Perolehan tersebut melonjak 53,4% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp26,1 triliun.

Pertumbuhan kontrak baru tertinggi diraih oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. sebesar 74,3% menjadi Rp6,1 triliun dari Rp3,5 triliun. Secara berturut-turut disusul oleh PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. masing-masing 61,2%, 47,9%, dan 39,5%.

Joko Sogie, analis PT Danareksa Sekuritas (Persero), mengatakan perolehan kontrak baru empat BUMN konstruksi per Juni 2015 menunjukkan kejutan positif. Selama sebulan, perolehan kontrak baru yang diraih mereka bahkan mencapai Rp15 triliun.

"Setiap BUMN mengantongi antara Rp2 triliun-Rp5 triliun kontrak baru bulanan, sebagian berkat masuknya proyek-proyek pemerintah yang ditunggu-tunggu," ujarnya dalam riset yang dipublikasikan pekan lalu.

Tidak hanya itu, sejumlah data menggembirakan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, khususnya pada realisasi anggaran dan dikebutnya penandatanganan proyek-proyek baru pemerintah. Hal itu menjadi pertanda baik bagi sektor infrastruktur di Tanah Air.

Tanda-tanda pembangunan infrastruktur pemerintah dapat dilihat pada Juni 2015 ini. Kontrak-kotrak baru yang sebelumnya tertunda, mulai memasuki proses tender.

Bahkan, perolehan kontrak baru keempat kontraktor pelat merah itu melampaui perkiraan Danareksa hingga tiga kali lipat dari rerata selama lima bulan pertama tahun ini. Perhitungan Danareksa, terdapat sekitar Rp5 triliun nilai kontrak pemerintah yang diteken pada Juni 2015.

Bila dilihat dari total target tahun ini, hanya WIKA yang masih tertinggal dengan pencapaian 35% dari Rp30,59 triliun. Padahal, ADHI, PTPP, dan WSKT, telah melampaui 40% total target sepanjang tahun.

Dia mengungkapkan, keempat emiten konstruksi milik pemerintah itu akan mengumumkan kinerja keuangan setelah Lebaran atau akhir Juli 2015. Namun, Danareksa memerkirakan PTPP dan WSKT akan meraih laba sesuai dengan prediksi.

Sementara itu, WIKA diperkirakan masih menghadapi pelemahan net profit akibat tekanan anak usahanya, PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON). Sedangkan, laba ADHI diperkirakan hanya akan mendatar akibat adanya backlog proyek jangka pendek.

"Untuk Juli, perlu dicatat bahwa kontrak baru akan melemah sebagai dampak libur Idul Fitri," paparnya.

Secara terpisah, analis PT Panin Sekuritas Tbk. Fikri Syuhada, mengatakan perolehan kontrak baru di semester II/2015 akan lebih baik.

Dia memerkirakan perolehan kontrak baru di semester I/2015 hanya akan mencapai Rp31,3 triliun atau 31% dari target sepanjang tahun akibat lambatnya realisasi belanja infrastruktur pemerintah.

Hal ini terlihat dari penyerapan anggaran di Kementerian PU-Pera yang hanya mencapai 9,2% per Mei 2015, dan ditargetkan hanya akan mencapai 15%-20% pada semester I/2015. Oleh karenanya, seperti tahun-tahun sebelumnya, belanja infrastruktur pemerintah sebagian besar akan terealisasi pada semester II tahun ini.

"Kami memprediksi di semester II/2015 perolehan kontrak baru emiten konstruksi akan jauh lebih baik," paparnya.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Suradi mengatakan perseroan mengandalkan perolehan kontrak dari proyek independent power producer (IPP) untuk bisa mengejar target perolehan kontrak baru pada 2015.

Selain dari proyek IPP, WIKA juga tengah mengincar beberapa proyek pengerjaan jalan tol. Dengan begitu, target kontrak baru sepanjang tahun sebesar Rp31 triliun masih diyakini dapat terealisasi.

"Beberapa proyek IPP kelistrikan dan jalan tol akan jadi penutup target kita. Kalau mengandalkan proyek pemerintah sepertinya sudah tidak ada peluang yang besar," ujarnya belum lama ini.

Antonius Yulianto Nugroho, Sekretaris Perusahaan Waskita Karya, mengatakan, setelah pencairan dana rights issue pada 30 Juni lalu, perseroan merevisi anggaran belanja modal tahun ini.

Serapan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Mei 2015 mencapai Rp620 miliar. Perseroan menaikkan anggaran belanja modal 140,8% menjadi Rp4,36 triliun tahun ini dari sebelumnya Rp1,81 triliun pascapencairan dana rights issue.

"PMN (penyertaan modal Negara) sudah cair 30 Juni kemarin. Capex naik khususnya untuk tol," paparnya.

Alokasi Capex untuk investasi tol meningkat 599,8% menjadi Rp2,4 triliun dari target awal Rp349 miliar. Investasi divisi realty naik 117% menjadi Rp1 triliun dari Rp826 miliar dan beton precast naik 63% menjadi Rp476 miliar dari Rp291 miliar.

Hingga Juni 2015, Waskita Karya membukukan kontrak baru Rp9,9 triliun atau sekitar 42% dari target Rp23,4 triliun pada tahun ini. Kontrak tersebut tumbuh 39,6% dibandingkan dengan Rp7,1 triliun pada periode yang sama 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper