Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KURS RUPIAH 8 JULI: Mata Uang Garuda Ditutup Turun 0,20% ke Rp13.356

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,20% ke level Rp13.356 per dolar AS pada akhir perdagangan di pasar spot.
Rupiah/JIBI-Abdullah Azzam
Rupiah/JIBI-Abdullah Azzam
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA—Nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,20% ke level Rp13.356 per dolar AS pada akhir perdagangan di pasar spot.

Nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan Rabu (8/7/2015) tercatat bergerak melemah.

Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada pembukaan perdagangan, rupiah dibuka melemah 0,03% di Rp13.334/US$.

Pada pk. 08:04 WIB, rupiah melemah 0,09% ke Rp13.342, dan bergerak di kisaran Rp13.334—Rp13.343/US$.

16:06 WIB
Pukul 15.59 WIB Rupiah Turun 0,20% ke Rp13.356

Rupiah melemah 0,20% ke Rp13.356 per dolar AS pada akhir perdagangan di pasar spot.

14:13 WIB
Pukul 13.39 WIB: Rupiah Turun 0,09% ke Rp13.342

Rupiah terdepresiasi 0,09% ke Rp13.342 per dolar AS pada pukul 13.39 WIB.

“Walaupun referendum rakyat Yunani pada akhir pekan lalu menghasilkan penolakan pada proposal utang, negosiasi dengan Troika akan segera dimulai kembali. Karena Yunani masih membutuhkan likuiditas untuk perbankannya, serta dana talangan untuk melunasi utang-utangnya di Juli ini. Tanpa adanya persetujuan, indeks dolar masih akan diuntungkan, walaupun keputusan the Fed menunda kenaikan suku bunga bulan Juni lalu dan masih buruknya data ekonomi AS akan mencegah kenaikan dolar yang tajam. Inflasi China diumumkan pada Kamis ini,” kata  Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya.

 

.

 

13:30 WIB
Pk. 13:14 WIB: Pelemahan Mata Uang Asean Menipis, Termasuk Rp/US$

Mata uang Asia Tenggara mayoritas melemah, sementara itu peso Filipina masih bertahan menguat hingga perdagangan siang ini (+0,04%).

Lainnya melemah, yaitu dolar Singapura (-0,18%), ringgit Malaysia (-0,07%), baht Thailand (-0,08%), dan rupiah melemah 0,08% ke Rp13.340/US$.

12:13 WIB
Pukul 12.00 WIB: Kabar Gembira, Pelemahan Rupiah Menipis

Rupiah terdepresiasi tipis 0,09% ke Rp13.341 per dolar AS pada jeda siang bursa saham

11:32 WIB
Pk. 11:24 WIB: Rupiah Melemah, Pasar Tunggu Catatan FOMC Kamis Dini Hari

Rupiah melemah 0,14% ke Rp13.348/US$.

Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Rabu (8/7/2015) melemah hingga akhir perdagangan.

“Rupiah bisa melemah tanpa intervensi hari ini,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (8/7/2015).

Dia mengatakan dolar masih akan kuat di Asia hari ini.

Belum ada proposal dana talangan baru yang diajukan oleh Yunani, tetapi Troika memberi tenggat waktu hingga Minggu.

Indeks dolar masih naik, tetapi yield obligasi Yunani mulai stabil. Menandakan ketegangan yang melunak.

Rangga mengatakan agar juga mewaspadai penurunan tajam indeks saham China.

Rupiah menguat ketika dolar menguat di Asia hingga Selasa sore.

Belum ada berita positif dari domestik. Kemungkinan, ujarnya, penguatan rupiah dibantu pasokan dolar BI.

BI mengatakan intervensi valas sebabkan cadangan devisa turun US$2 miliar di Juni, dan Bank Indonesia berjanji akan tetap intervensi di tengah kisruh utang Yunani.

“Selain proposal Yunani, dini hari nanti ditunggu FOMC minutes meeting yang diperkirakan membangkitkan isu kenaikan suku bunga the Fed,” kata Rangga.

Dia mengemukakan dolar masih akan kuat sepanjang minggu ini terkait Yunani, apalagi jika FOMC minutes meeting beri tanda kenaikan bunga.

 

10:56 WIB
Pk. 10:38 WIB: Asean Mayoritas Melemah, Rupiah Terlemah Kedua

Mata uang Asia Tenggara mayoritas melemah, hanya peso Filipina  yang mampu menguat .

mata uang yang melemah adalah dolar Singapura (-0,23%), ringgit malaysia (-0,01%), baht Thailand (-0,04%), dan rupiah melemah 0,18% ke Rp13.353.

10:21 WIB
Jisdor Melemah 0,25%

Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) terdepresiasi 0,25% pada Rabu (8/7/2015).

Data yang diterbitkan BI pagi ini  menempatkan Jisdor pada Rp13.346 per dolar AS atau terdepresiasi 0,25% dari Rp13.313 per dolar AS yang ditetapkan kemarin.

Rupiah juga tertekan di pasar spot. Mata uang Garuda ditransaksikan melemah 0,15% ke Rp13.350 per dolar AS pada pukul 10.02 WIB.

09:58 WIB
Pukul 09.51 WIB: Rupiah Turun 0,15%, Pasar Soroti Fed & Yunani

Rupiah melemah 0,15% ke Rp13.350 per dolar AS.

Bank sentral Amerika Serikat akan mempublikasikan hasil pertemuan Komisi Pasar Berbas Federal (FOMC) pada hari ini pukul 14:00 waktu setempat, atau Kamis WIB dini hari.

Demikian dilansir oleh situs berita Marketpulse.com sebagaimana dikutip, Rabu (8/7/2015). Disebutkan bahwa bank sentral tersebut telah memastikan niatnya untuk menaikkan tingkat bunga acuan setelah menjalani periode bunga sangat rendah.

Gangguan makro ekonomi global dan perlambatan ekonomi dalam negeri membuat rencana pengetatan kebijakan moneter terkendala. Sedangkan kondisi pasar terus memburuk setelah bursa saham Yunani dan China membuat investor khawatir.

Para pedagang akan mempelajari komentar para pembuat kebijakan moneter itu, termasuk pandangan mereka dan kapan penaikan bunga dilakukan untuk dijadikan acuan. Semua putusan itu akan memengaruhi nilai tukar dolar AS, akhirnya juga rupiah.

08:14 WIB
Pk. 08:00 WIB: Rupiah Dibuka Melemah 0,03% ke Rp13.334/US$

Bisnis.com, JAKARTA— Nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan  Rabu (8/7/2015) bergerak melemah.

Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada pembukaan perdagangan Rabu, rupiah dibuka melemah 0,03% di Rp13.334/US$.

Pada pk. 08:04 WIB, rupiah melemah 0,09% ke Rp13.342, dan bergerak di kisaran Rp13.334—Rp13.343/US$

Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan.

07:38 WIB
Indeks Dolar AS Dibuka Melemah 0,22%

Indeks dolar AS seperti dikutip dari Bloomberg, pada perdagangan hari ini Rabu (8/7/2015) dibuka melemah 0,22% ke 96,65. 

06:58 WIB
Rupiah Diprediksi Berlanjut Naik

Meski terjadi penguatan namun, tetap perlu untuk mewaspadai masih adanya potensi pembalikan arah seiring belum cukup kondusifnya sentimen yang ada. Kami berharap penguatan tersebut masih dapat berlanjut. Untuk itu, tetap antisipasi dan cermati setiap sentimen yang dirilis,” kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada dalam risetnya.


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper