Bisnis.com, JAKARTA- Rupiah akhirnya hanya terdepresiasi tipis 0,09% ke Rp13.337 per dolar AS di penutupan perdagangan pasar spot Kamis (2/7/2015).
Pelemahan tipis rupiah di tengah meredanya sentimen Yunani, setelah PM Tsipras mau berkompromi dengan kreditor.
Kurs rupiah saat membuka perdagangan hari ini melemah 0,12% ke level Rp13.341/US$.
Rupiah akhirnya hanya terdepresiasi tipis 0,09% ke Rp13.337 per dolar AS di penutupan perdagangan pasar spot.
Ringgit Malaysia anjlok pada siang ini, yaitu melemah hingga 0,84%.
Bloomberg mengemukakan ringgit jatuh paling dalam di sepanjang perdagangan dua minggu terakhir, karena investor beralih fokus ke data pekerjaan AS yang dirilis Jumat.
Data tersebut disebutkan akan menjadi dasar pertimbangan bagi bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuannya, yang dipertimbangkan akan dinaikkan pada tahun ini.
Kenaikan tersebut disebutkan bisa memicu arus modal ke luar.
Dolar Singapura dan baht Thailand masih mampu menguat, sejalan dengan indeks dolar AS yang melemah sejak perdagangan siang ini. Dolar Singapura menguat 0,03%, dan baht Thailand +0,07%.
Sementara mata uang Asean lainnya melemah, yaitu peso Filipina (-0,25%), ringgit Malaysia (-0,84%), dan rupiah melemah 0,27% ke Rp13.360/US$.
Kurs tengah Bank Indonesia kembali melemah pada Kamis (2/7/2015) setelah kemarin menguat Rp1.
Situs resmi Bank Indonesia, bi.go.id, menempatkan kurs tengah BI di Rp13.337 per dolar AS. Nilai tukar tersebut melemah Rp6 dari kurs Rp13.331 yang ditetapkan kemarin.
BI menetapkan kurs jual di Rp13.404 per dolar AS dan kurs beli Rp13.270 per dolar AS dengan spread Rp134
Rupiah masih tertekan setelah perdagangan saham di BEI memasuki jeda siang, ditransaksikan melemah 0,23% ke Rp13.356 per dolar AS.
Rupiah masih berpeluang menguat, mengingat indeks dolar AS pada siang ini mulai menjinak.
Pada pk. 12:03 WIB, indeks dolar melemah 0,15% ke 96,17. Pada Rabu, indeks dolar AS ditutup menguat 0,86% ke 96,31.
Setelah sehari sebelumnya menguat tipis, hari ini, Kamis (2/7/2015), kurs rupiah melemah berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).
Data yang diterbitkan BI pagi ini menempatkan Jisdor pada Rp13.337 per dolar AS atau terdepresiasi 0,04% dari Rp13.331 per dolar AS yang ditetapkan kemarin.
Mata uang Garuda melemah lebih signifikan dipasar spot. rupiah pada pukul 09:22 WIB masih melemah 0,12% ke level Rp13.341/US$ dari penutupan sehari sebelumya Rp13.325/US$.
Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Kamis (2/7/2015) tertekan penguatan mata uang Paman Sam.
“Volatilitas harga aset diperkirakan masih tinggi sepanjang minggu ini, dengan penguatan dolar di pasar global (yang) memberikan tekanan pelemahan terhadap rupiah,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (2/7/2015).
Dikemukakan harapan ke luarnya Yunani masih naik turun, menyusul komentar yang tidak konsisten dari Perdana Menteri Yunani Tsipras.
“Yang pasti hingga detik ini belum ada kesepakatan tercapai, dan rencana referendum belum dibatalkan,” kata Rangga.
Dia mengemukakan indeks dolar melanjutkan penguatannya, di tengah ketidakpastian tersebut
Mata uang Asia tenggara cenderung melemah. Tiga mata uang yang melemah adalah ringgit Malaysia (-0,59%), peso Filipina (-0,21%), rupiah melemah 0,1% ke Rp13.338/US$. Dua mata uang yang menguat adalah baht Thailand (+0,06%), dan dolar Singapura (+0,05%).
Kurs rupiah pada pagi ini, Kamis (2/7/2015), dibuka melemah 0,12% ke level Rp13.341/US$.
Pelemahan rupiah terjadi setelah sehari sebelumnya mata uang Garuda menguat 0,1%.
Indeks dolar AS terus melompat sejak 29 Juni hingga 1 Juli 2015. Pada tanggal 29 Juni indeks di level 94, menjadi 95 pada tanggal 30 Juni, dan melompat lagi ke level 96 pada 1 Juli.
Lompatan indeks dolar AS ini, tentunya akan membebani rupiah untuk berusaha melanjutkan penguatannya.
“Rupiah Rabu (1/7/2015) ditutup menguat di level 13.325. Hari ini (2/7/2015) diperkirakan akan bergerak dikisaran 13.315-13.375 dengan kecenderungan menguat,” kata Analis Teknikal Bahana Securities Muhammad Wafi dalam risetnya.