Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perundingan Nuklir Iran Kembali Tertunda. Harga Minyak Tetap Tergelincir

Harga minyak tergelincir cukup dalam meskipun negosiasi program nuklir Iran kembali diundur selama sepekan. Kejatuhan harga diprediksi karena pasar masih khawatir pasokan global kian menumpuk bila kesepakatan Iran positif.
Fasilitas pengayaan nuklir Iran di Natanz/Reuters-Presidential Official Website-Handout
Fasilitas pengayaan nuklir Iran di Natanz/Reuters-Presidential Official Website-Handout

Bisnis.com, MELBOURNE – Harga minyak tergelincir cukup dalam meskipun negosiasi program nuklir Iran kembali diundur selama sepekan. Kejatuhan harga diprediksi karena pasar masih khawatir pasokan global kian menumpuk bila kesepakatan Iran positif.

Pada perdagangan hari ini sampai pukul 13:14 WIB, harga West Texas Intermediate (WTI) turun 1,43% menjadi US$58,43 per barel, sedangkan harga minyak Brent turun 1,09% menjadi US$62,9 per barel.

Ric Spooner, analis utama CMC Market, mengatakan pasokan minyak Amerika Serikat (AS) untuk jangka dekat memang masih terus menyusut. Namun, beban pasokan global berpotensi meningkat karena pencabutan sanksi perdagangan Iran tersebut.

“Ini bukan berita yang bagus untuk harga minyak, dalam jangka dekat akan terus tertekan,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg, Rabu (1/7/2015).

Kemarin, lima negara besar yang bernegosiasi dengan Iran terkait program nuklir memutuskan kembali mengundurkan kesepakatan hingga 7 Juli.

Namun, sebagian besar negara besar yang bernegosiasi menyatakan arah negosiasi sudah mengarah ke kesepakatan.

Sebenarnya, bila sanksi Iran dicabut, Negeri Pangeran Persia itu tidak langsung bisa meningkatkan produksinya dalam sekejap.

Goldman Sach Group Inc., Bank of America Corp., dan Societe Generale SA memperkirakan bila Iran ingin meningkatkan ekspor sebesar 50%, maka dibutuhkan kenaikan produksi minimal 500.000 barel per hari.

Lalu, untuk meningkatkan produksi itu dibutuhkan waktu sekitar enam sampai dua belas bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Editor : Saeno
Sumber : bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper