Bisnis.com, JAKARTA--Rupiah berakhir di level yang sama dengan penutupan kemarin, diperdagangkan stagnan di Rp13.339 per dolar AS di penutupan perdagangan pasar spot.
Kurs rupiah pada perdagangan hari ini, Selasa (30/6/2015), dibuka terapresiasi 0,04% ke level Rp13.333/US$.
Sehari sebelumnya, nilai tukar rupiah terpapar krisis Yunani hingga ditutup melemah 0,23% ke level Rp13.339/US$.
Rupiah berakhir di level yang sama dengan penutupan kemarin, diperdagangkan stagnan di Rp13.339 per dolar AS di penutupan perdagangan pasar spot.
Rupiah menguat 0,15% ke Rp13.319/US$. “Tampaknya kalau rupiah menguat lebih karena sentimen dalam negeri. Kalau uero masih melemah karena Yunani,”kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada saat dihubungi hari ini, Selasa (30/6/2015)
Rupiah diperdagangkan terapresiasi 0,13% ke Rp13.321 per dolar AS setelah BEI mengakhiri perdagangan sesi I
Nilai tukar rupiah kian perkasa menjelang jeda siang dengan penguatan 0,13% ke level Rp13.322/US$.
Sementara itu Bloomberg mengemukakan pejabat China meningkatkan upaya untuk memadamkan kepanikan pasar. Tindakan tersebut ditengah fokus pasar hari ini terkait potensi default Yunani untuk pembayaran utang ke Dana Moneter Internasional.
Pemerintah menyerap US$500 juta dalam lelang surat utang negara berdenominasi dolar Amerika Serikat di pasar domestik.
Penawaran yang masuk dalam lelang SUN seri USDFR0001 kemarin mencapai US$871,7 juta dengan yield tertinggi yang masuk sebesar 5,01% dan yield terendah sebesar 1,70%.
Pemerintah memutuskan memenangkan US$500 juta dari total penawaran yang masuk, yang berarti lelang SUN kemarin over subscribe 1,74 kali.
Kurs rupiah berbalik menguat pada Selasa (30/6/2015) berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).
Data yang diterbitkan BI pagi ini menempatkan Jisdor pada Rp13.332 per dolar AS atau terapresiasi 0,18% dari Rp13.356 per dolar AS yang ditetapkan kemarin.
Rupiah berusaha menguat saat indeks dolar kembali liar. Indeks dolar AS naik 0,4% ke 95,171 pada pk. 09:49 WIB. Sementara itu rupiah menguat 0,04% ke Rp13.334/US$.
Pemerintah dalam 2 hari ini memang mendapatkan guyuran uang dari lelang obligasi, yaitu dalam mata uang dolar AS pada Senin (29/6/2015), dan hari ini dalam mata uang rupiah.
Lelang surat utang negara dalam mata uang dolar AS jumlah indikatifnya US$500 juta. Yaitu seri USDFR0001 (reopening), yang jatuh tempo 15 Mei 2017.
Sementara itu surat berharga syariah negara dalam mata uang rupiah akan dilakukan pemerintah pada hari ini, Selasa (30/6/ 2015).
Jumlah indikatif yang dilelang sebesar Rp 2 triliun untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2015.
Rupiah kembali menguat atas dolar Amerika Serikat. Rupiah naik 0,06% ke Rp13.331/US$.
Nampaknya rupiah masih belum memastikan arah pergerakannya pada pagi ini.
Mengingat geraknya masih terus berfluktuasi. Pelemahan dan penguatan terus berganti.
Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Selasa (30/6/2015) mata uang dan pasar modal Asia berpeluang melanjutkan pelemahannya.
“Mata uang dan pasar modal Asia hari ini berpeluang melanjutkan pelemahannya,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta , dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (30/6/2015).
Dikemukakan strategi politik Perdana Menteri Yunani Tsipras untuk menyerahkan keputusan penerimaan proposal utang dari Troika kepada rakyat Yunani melalui referendum yang dijadwalkan akhir minggu ini, memicu kepanikan di pasar global.
Dipicu oleh kenaikan tajam yield obligasi Yunani tenor 10 tahun yang sudah mencapai 15%, seiring dengan meningkatnya peluang ke luarnya Yunani dari Zona Euro. Di samping itu hampir semua bursa saham dan mata uang dunia melemah tajam.
Dikemukakan Yunani dipastikan tidak akan melunasi utang kepada IMF sebesar 1,5 miliar euro yang jatuh tempo hari ini, dan tidak akan mendapatkan paket pinjaman lanjutan yang bernilai 7,2 miliar euro.
Setelah dibuka menguat tipis, kurs rupiah berbalik melemah ke level US$13.340/US$ atau terdepresiasi 0,01%.
Kurs rupiah pada perdagangan hari ini, Selasa (30/6/2015), dibuka terapresiasi 0,04% ke level Rp13.333/US$. Padahal, sehari sebelumnya, nilai tukar rupiah terpapar krisis Yunani hingga ditutup melemah 0,23% ke level Rp13.339/US$.
Pada pembukaan perdagangan Selasa (30/6/2016), indeks dolar AS menguat 0,26% ke level 95,045 dari penutupan sehari sebelumnya 94,790.
Sehari sebelumnya, dolar AS diperdagangkan melemah 0,71% ke level 94,790.
Kembali menguatnya indeks dolar AS, tentunya akan menekan pergerakan rupiah atas dolar AS hari ini.
NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) memperkirakan kurs tengah Bank Indonesia rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Selasa (30/6/2015) bergerak pada rentang Rp13.350-Rp13.366.
“Rupiah hari ini (30/6/2015) diperkirakan akan bergerak dikisaran 13.308-13.388 dengan kecenderungan melemah,” kata Analis Teknikal Bahana Securities Muhammad Wafi dalam risetnya.
Indeks dolar AS ditutup melemah 0,71% ke 94,79. pada perdagangan Senin (29/6/2015).
Kabar gembira bagi pergerakan rupiah hari ini.