Bisnis.com, JAKARTA--IHSG hari ini, Selasa (30/6/2015), berakhir rebound 0,58% ke level 4.910,66. Penguatan diprediksi bisa berlanjut hingga menembus level 5.000, terdorong investor yang berburu saham murah.
“Sentimen negatif dari krisis utang Yunani sudah terdiskon dalam pergerakan turun sebelumnya, technical rebound IHSG dapat berlanjut ke atas level psikologis 5.000,” kata Yuganur Widjanarko dari HD Capital.
Mengikuti reli bursa Asia, indeks dibuka menguat 0,10% ke level 4.887,36 dari penutupan sehari sebelumnya di 4.882,58.
IHSG hari ini berakhir rebound 0,58% ke level 4.910,66. Penguatan diprediksi bisa berlanjut hingga menembus level 5.000, terdorong investor yang berburu saham murah.
“Sentimen negatif dari krisis utang Yunani sudah terdiskon dalam pergerakan turun sebelumnya, technical rebound IHSG dapat berlanjut ke atas level psikologis 5.000,” kata Yuganur Widjanarko dari HD Capital.
IHSG mengakhiri sesi I dengan kenaikan 0,77% ke level 4.920,04
Menjelang jeda siang, IHSG masih menguat 0,76% ke level 4.919,47.
IHSG melanjutkan penguatan setelah pada pembukaan pagi tadi tercatat menguat mengikuti sentimen regional.
IHSG naik 0,63% ke 4.913,20. “(Masih) concern Yunani. (Sementara itu) pendorong (indeks) dari domestik adalah upaya mendorong window dressing portofolio (menyusul) tutup (semester satu tahun ini),” kata Analis BNI Securities Thendra Crisnanda saat dihubungi hari ini, Selasa (30/6/201)
“Meningkatnya risiko pasar akibat ancaman default utang Yunani dan kemungkinan negara tersebut keluar dari zona Euro, telah memicu tekanan jual di sejumlah pasar saham global dan anjloknya harga komoditas tadi malam. Indeks Eurostoxx di zona Euro anjlok hingga 4,21% di 3468,90. Indeks DJIA dan S&P di Wall Street anjlok masing-masing 1,9% dan 2,1% tutup di 17596,35 dan 2057,64. Harga minyak mentah di AS tadi malam turun 2,4% di USD58,22/barel. Harga emas menguat 0,55% di US1179,60/t/oz. Sedangkan harga nikel di London untuk tiga bulan ke depan anjlok 5,5% di US$11770/MT, terendah sejak Mei 2009. Pasar menghindari aset berisiko menyusul ancaman krisis Yunani,” kata Analis First Asia Capital David Sutyanto dalam risentnya yang diterima hari ini, Selasa (30/6/2015).
IHGG menguat 0,19% ke 4.891,9. “Dari segi data pergerakan indeks relatif anomali. (Saat) global rata-rata (menunjukkan) penurunan signifikan,” kata Analis BNI Securities Thendra Crisnanda saat dihubungi hari ini, Selasa (30/6/2015).
Mengikuti reli bursa Asia, IHSG dibuka menguat 0,10% ke level 4.887,36 dari penutupan sehari sebelumnya 4.882,57.
Berikut sejumlah prediksi gerak IHSG hari ini:
IHSG Melemah Di Kisaran 4.850-4.915, Rekomendasi 5 Saham
Selain bursa Korsel, bursa Jepang hari ini juga sudah berada di zona hijau.
Bagaimana dengan IHSG?
Ternyata bursa Korsel hari ini mampu menguat, memberikan peluang bagi IHSG juga ikut rebound setelah pelemahan dalam akibat sentimen krisis Yunani
Bursa emerging market juga anjlok, menambah sentimen negatif bagi IHSG hari ini.
Bursa Eropa tenggelam terdalam sejak perdagangan tahun 2011. Sentimen Yunani yang diambang default menekan Stoxx pada penutupan perdagangan Senin waktu London.
Anjloknya bursa Eropa menambah sentimen negatif bagi IHSG pada hari ini.
“Pada perdagangan Senin (29/6/2015) IHSG turun 40 poin (-0,82%) ke level 4.882,58 dengan nilai transaksi di pasar reguler sebesar Rp2,8 triliun terkena sentimen negatif dari Yunani serta penurunan sektor properti pasca turunnya harga jual properti di pasar sekunder. Saham-saham yang menjadi pemberat bursa a.l. ICBP, CPIN, INDF, dan TLKM dimana asing tercatat melakukan net SELL sebesar Rp394,3 miliar dengan saham-saham yang banyak dijual asing a.l. SIAP, BMRI, JSMR, ICBP, dan UNVR,” kata Analis Teknikal Bahana Securities Muhammad Wafi dalam risetnya.
Bursa AS anjlok terkena dampak Yunani, pasar menghindari aset berisiko.
Kondisi tersebut diperkirakan bertahan pekan ini.
Anjloknya bursa saham AS tentunya membebani gerak IHSG hari ini.
IHSG pada penutupan perdagangan Senin (29/6/2015) turun 0,82% ke level 4.882,58.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan sentimen Yunani membuat IHSG terjun ke zona merah. Padahal, ujarnya, laju IHSG sangat diharapkan untuk dapat melanjutkan pergerakan positifnya.
Dikemukakan imbas dari kisruh Yunani-IMF yang menular ke pasar saham Asia, dan berlanjut pada IHSG membuat indeks meriang dan tidak mampu bertahan di zona positifnya.
Apalagi dari dalam negeri sedang mimim sentimen positif, dan lebih banyak berisikan wacana reshuffle, serta pernyataan Mendagri yang mengindikasikan kurang solidnya pemerintahan.
Pelaku pasar makin panik sekaligus kecewa sehingga lebih memilih ke luar dari pasar.
“Kamipun tidak menduga akan kondisi hubungan Yunani-IMF yang kian parah,” kata Reza dalam risetnya.
Reza mengatakan meski diharapkan laju IHSG dapat bergerak positif, namun tetap mewaspadai masih adanya potensi pelemahan.
“Pelemahan laju IHSG didukung oleh laju rupiah yang masih melemah, dan transaksi asing yang kembali melakukan aksi jual. Transaksi asing nett sell. Dari net buy Rp 131,52 miliar menjadi net sell Rp 131,52 miliar,” kata Reza.