Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harapan untuk Direksi BEI yang Baru

Direksi PT Bursa Efek Indonesia terpilih periode 2015-2018 telah disahkan. Persaingan 21 calon yang berasal dari tiga paket telah berakhir.
Direktur Utama yang baru PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio (kiri), dan mantan Direktur Utama Ito Warsito berfoto bersama seusai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (25/5)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama yang baru PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio (kiri), dan mantan Direktur Utama Ito Warsito berfoto bersama seusai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (25/5)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA-- Direksi PT Bursa Efek Indonesia terpilih periode 2015-2018 telah disahkan. Persaingan 21 calon yang berasal dari tiga paket telah berakhir.

Kini, tujuh sosok yang berasal dari tiga paket berbeda tersebut harus kompak guna mengembangkan pasar modal Indonesia. Lantas, apa saja harapan terhadap direksi baru ke depan?

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diselenggarakan Kamis (25/6/2015) sejak pukul 14.00 hingga 17.45 resmi mengangkat Tito Sulistio sebagai direktur utama baru BEI. Tito menyingkirkan calon direktur utama lain yakni kandidat incumbent Samsul Hidayat dan bos Mandiri Sekuritas Abiprayadi Riyanto.

Adapun, Tito bakal menjadi pemimpin enam direktur lain. Enam direktur itu yakni Alpino Kianjaya yang akan menjabat direktur perdagangan, Samsul Hidayat mengisi jabatan direktur penilaian perusahaan, dan Chaeruddin Berlian yang bakal menduduki jabatan direktur keuangan. Kemudian, Hamdi Hassyarbaini sebagai direktur pengawasan, Sulistio Budi menjabat direktur teknologi informasi dan manajemen risiko, dan Nicky Hogan akan menduduki kursi direktur pengembangan.

Ketujuh direksi baru tersebut telah ditetapkan olehh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan surat No. S-239/D.04/2015 perihal Penyampaian Daftar Calon Direktus PT BEI terpilih masa jabatan 2015-2018.

Mantan Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan para direksi terpilih perlu berkonsolidasi dahulu untuk menyatukan visi, misi, dan program kerja mereka. Maklum, mereka berasal dari tiga paket berbeda yang masing-masing memiliki visi dan misi sendiri.

“Mereka harus konsolidasi dan kompak membahas program kerja 2016 dan selanjutnya. Untuk yang 2015, mereka bisa melanjutkan program yang sudah berjalan sebelumnya,” kata Ito usai RUPS, Kamis (25/6/2015).

Konsolidasi

Dia menilai, konsolidasi harus dilakukan secepatnya sehingga para direksi baru bisa langsung bekerja. Menurutnya, ada beberapa program penting yang perlu digarisbawahi dan perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh. Sejumlah program tersebut antara lain meningkatkan jumlah emiten, terus mengembangkan sistem teknologi, serta meningkatkan jumlah investor.

Adapun, terkait aturan fraksi harga yang banyak dikeluhkan para broker, Ito menilai aturan tersebut masih sangat relevan. “Transaksi perdagangan mengalami peningkatan dan volatilitas jadi lebih stabil. Pertumbuhan IHSG juga tidak terganggu, tahun lalu IHSG tumbuh di atas 20%.”

Direktur Pengembangan terpilih, yakni Nicky Hogan, mengatakan pihaknya bersama anggota direksi terpilih lainnya sudah melakukan konsolidasi sejak pengumuman dari OJK diumumkan. Menurutnya, seluruh anggota sudah duduk bersama untuk menyatukan visi dan misi mereka sehingga bisa langsung bekerja.

“Tidak perlu waktu lama, kami langsung konsolidasi dan siap bekerja. Pertemuan sudah dilakukan terus, apalagi kami semua pelaku pasar sehingga bisa melakukannya dengan cepat,” ucapnya.

Optimistis

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Susy Meilina mengatakan APEI cukup optimistis dengan para direksi Bursa Efek Indonesia yang baru saja terpiih. Menurutnya, pihaknya menaruh harapan bahwa direksi terpilih ini bisa membawa pasar modal Indonesia menjadi lebih baik.

Adapun, pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh direksi baru adalah merevisi kembali aturan fraksi harga yang berlaku sejak awal tahun lalu dan membuat batasan minimum fee para broker. Menurutnya, kedua hal tersebut adalah poin penting dari program direksi terpilih yang salah satunya adalah penguatan broker.

“Begitu disahkan, kami akan langsung mengirimkan surat agar soal fraksi harga ini direvisi kembali. Begitu juga dengan minimum fee, perlu dibuat batasan,” katanya kepada Bisnis.

 Menurutnya, bila melihat kinerja para broker sejak tahun lalu hingga sekarang terus merosot. Misalnya, dari sisi proft laba terus tergerus. “Lihatnya jangan hanya dari botttom line, broker itu 75% kinerjana merah, profit turun banyak, kami butuh perubahan. Fee itu juga sudah sangat rendah, kami terlalu di-push

 Oleh sebab itu, bila direksi baru bisa mengubah aturan fraksi harga dan membuat batasan minimum fee, maka kondisi broker bisa ikut membaik. Selain dengan cara mengubah fraksi harga dan membuat ketentuan minimum fee, program kerja direksi baru yang menargetkan nilai transaksi harian bisa mencapai Rp15,5 triliun dalam tiga tahun juga akan ikut mendorong.

 “Artinya semakin besar transaksi, kuenya semakin besar, broker bisa lebih leluasa lagi bekerja dengan kue yang besar,” tambahnya.

APEI sangat mendukung program kerja direksi baru. Menurutya, para direksi yang terpilih sudah cukup mewakili para pelaku pasar sehingga akan bisa mendengarkan aspirasi pelaku pasar.

Wientoro Prasetyo, Direktur Utama PT Lautandhana Sekurindo juga berharap direksi baru bisa segera mengubah aturan fraksi harga yang berlaku saat ini. Menurutnya, dengan fraksi sekarang nasabah-nasabah terutama nasabah retail complaint susah untuk trading.

“Kami butuh pengembangan jumlah nasabah dengan cara yg lebih mengena. Pak Tito juga mau dorong BUMN segera go public, itu diharapkan segera terealisasi. Kalau itu terjadi, bisa jadi booster buat transaksi market,” katanya.

Prihatmo Hari Mulyanto, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) mengatakan anggota direksi terpilih harus mampu meningkatkan jumlah emiten, menjadikan pasar modal Indonesia lebih efisien, dan memperbesar investor domestik.

“Jangan lupa juga bantu edukasi masyarakat untuk menjadi investor reksa dana,” ujarnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper