Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA TEMBAGA: Menguat Didorong PMI China Dekati 50

Harga tembaga dan logam industri lainnya berpotensi menguat seiring data manufaktur China versi HSBC dan Markit Economic pada bulan ini mulai mendekati 50 dan lebih tinggi dari proyeksi. Apalagi, polemik Yunani sudah mengarah ke arah yang lebih positif.
Tembaga/Reuters
Tembaga/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA– Harga tembaga dan logam industri lainnya berpotensi menguat seiring data manufaktur China versi HSBC dan Markit Economic pada bulan ini mulai mendekati 50 dan lebih tinggi dari proyeksi. Apalagi, polemik Yunani sudah mengarah ke arah yang lebih positif.

Pada perdagangan hari ini sampai pukul 10:06 WIB, harga tembaga untuk pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 1,9% menjadi US$5.760, sedangkan harga tembaga berjangka di New York Commodity Exchange (Comex) naik 1,83% menjadi US$2,61 per pon atau US$5.742 per ton.

 Michael McCharty, CMC Market Asia Pasifik Pty., mengatakan Peformance of Manufacturing Index (PMI) yang mulai mendekati 50 menandakan terjadi pertumbuhan dan menjadi positif untuk harga logam industri.

 “Apalagi, dukungan sentimen Yunani yang mulai mendapatkan titik terang untuk lepas dari ancaman defaultnya pada awal perdagangan hari ini melengkapi penguatan harga logam industri termasuk tembaga,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Selasa (23/6).

 Hari ini, HSBC dan Markit Economic merilis data PMI China untuk bulan ini yang berada di level 49,6. Meskipun masih terkontraksi, tetapi angka itu masih lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi ekonom dan analis di level 49,4. Hasil PMI China ini juga lebih tinggi dibandingkan dua bulan sebelumnya.

Sementara itu, aroma positif sudah mulai tampak dalam negosiasi Yunani setelah para pemimpin Eropa menilai Negeri Para Dewa itu serius untuk menyelesaikan polemik utangnya tersebut.

 Sebelumnya, Morgan Stanley dan Barclays Plc. Menilai krisis Yunani bisa membawa dampak negatif terhadap harga komoditas logam industri. Pasalnya, krisis di negara Eropa Selatan itu bisa membuat permintaan logam industri terganggu seiring dengan perekonomian zona Euro yang terancam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Sumber : bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper