Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA TEMBAGA: Nantikan Perkembangan Properti China

Harga tembaga masih sulit tumbuh karena permintaan tergerus oleh perlambatan ekonomi China termasuk penurunan harga jual dan konsumsi properti di Negeri Tirai Bambu tersebut. Pasalnya, sebagian besar permintaan tembaga berasal dari sektor properti.
 Tembaga/Reuters
Tembaga/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA– Harga tembaga masih sulit tumbuh karena permintaan tergerus oleh perlambatan ekonomi China termasuk penurunan harga jual dan konsumsi properti di Negeri Tirai Bambu tersebut. Pasalnya, sebagian besar permintaan tembaga berasal dari sektor properti.

Mary Wang, Direktur Riset Komoditas DH Fund Management, mengatakan jika penjualan dan permintaan properti buruk. Apakah ada industri lain yang bisa mendorong atau menggantikan posisi properti sebagai indikator permintaan untuk tembaga?

Ketika kondisi industri properti sedang buruk, maka takdir harga tembaga dan logam industri lainnya adalah tren pelemahan,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Selasa (26/5/2015).

Apalagi, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan ekspansi ekonomi China pada tahun ini hanya mencapai 6,8% atau lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 7,4%. Angka itu pun menjadi level terendah sejak 1990.

Ekspansi ekonomi China yang cenderung melambat menjadi alamat buruk untuk sebagian besar komoditas termasuk logam industri dan tembaga. Pasalnya, China menjadi konsumen terbesar dunia untuk sebagian besar komoditas tersebut.

Jim Lennon, Konsultan Macquarie Group, mengatakan pendanaan China masih berpotensi melambat dan situasi itu menjadi faktor utama yang membuat kondisi pasar komoditas menjadi negatif.

Meskipun begitu, masih ada nada optimis bahwa harga tembaga berpeluang masuk tren penguatan. Standard Chartered Plc. Memproyeksikan permintaan tembaga China akan naik 5% menjadi 11 juta ton pada tahun ini.

Nicholas Snowdowon, analis Standard Chartered, mengatakan permintaan tembaga global pada tahun ini berpotensi meningkat 4,5% dan berpotensi memangkas pasokan yang saat ini masih melimpah.

Tapi, Li Ruhan, General Manager Shanghai Futures Management Co., mengatakan untuk investor di China fokus di ekonomi makro Negeri Tirai Bambu itu yang masih melambat. Jadi, dengan data ekonomi makro itu permintaan akan melambat dan fundamental tembaga memburuk sehingga harga berpotensi tertekan.

Menariknya, saat ini harga tembaga cenderung stagnan karena potensi penguatan dan pelemahan beradu,” ujarnya.

Pada perdagangan hari ini sampai pukul 10:39 WIB, harga tembaga untuk pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 0,6% menjadi US$6.197 per metrik ton, sedangkan harga tembaga berjangka di New York Commodity Exchange (COMEX) naik 0,37% menjadi US$2,82 per pon atau US$6.204 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Sumber : bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper