Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: WTI Berpotensi Tembus US$60/Barel

Harga minyak West Texas Intermediate bergerak menuju US$60 setelah data produksi dan pasokan minyak Amerika Serikat kompak mencatatkan penurunan. Namun, pasar tengah mempertimbangkan peluang produsen kembali menggenjot produksi dengan data penurunan pasokan saat ini.
WTI berpotensi tembus US$60/barel./
WTI berpotensi tembus US$60/barel./

Bisnis.com, MELBOURNE – Harga minyak West Texas Intermediate bergerak menuju US$60 per barel, setelah data produksi dan pasokan minyak Amerika Serikat kompak mencatatkan penurunan. Namun, pasar tengah mempertimbangkan peluang produsen kembali menggenjot produksi dengan data penurunan pasokan saat ini.

Pada  perdagangan hari ini sampai pukul  11:41 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 0,12% menjadi US$59,05 per barel, sedangkan harga minyak Brent naik 0,2% menjadi US$65,16 per barel.

Michael McCarthy, analis CMC Markets, mengatakan para pengebor minyak di Amerika Serikat (AS) masih berbicara terkait efisiensi pembiayaan. Namun, pasar khawatir ketika harga minyak WTI mampu menguat hingga US$65, maka akan mempengaruhi perdagangan secara signifikan.

“Pasar pun masih terus fokus memperhatikan perkembangan produksi minyak di AS. Pasalnya, bila produksi kembali naik, maka surplus pasokan minyak di Negeri Paman Sam juga akan semakin memburuk,” ujarnya seperti dilansir  Bloomberg pada Kamis (21/5).

Pada hari ini, Energy Information Adminitration (EIA) merilis data produksi dan pasokan minyak AS yang kompak mengalami penurunan.

Untuk produksi minyak AS sampai 15 Mei mengalami penurunan sebesar 1,19% menjadi 9,262 juta barel per hari dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Angka itu mendekati  level terendah sejak pekan pertama Februari 2015.

Penurunan produksi minyak AS  yang cukup signifikan itu dibantu oleh penurunan produksi minyak di Alaska yang cukup signfiikan.

Sementara itu, pasokan minyak AS juga mengalami penurunan sebesar 0,55% menjadi 482,16 juta barel dibandingkan dengan pekan sebelumnya sebesar 484,83 juta barel. Angka itu menjadi level terendah sejak pekan pertama April 2015.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Sumber : bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper