Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Optimistis Pelemahan IHSG Hanya Sementara

Indeks harga saham gabungan anjlok 7,83% sepanjang April 2015. Bursa Efek Indonesia meyakini kondisi ini hanya sementara dan optimistis segera membaik.
Ito Warsito, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia. /
Ito Warsito, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia. /

Bisnis.com, JAKARTA- Indeks harga saham gabungan anjlok 7,83% sepanjang April 2015. Bursa Efek Indonesia meyakini kondisi ini hanya sementara dan optimistis segera membaik.

Pada penutupan perdagangan Kamis (30/4), indeks harga saham gabungan ditutup turun 0,37% ke level 5.086,43 atau titik terendah pada 2015. Sepanjang April, IHSG anjlok 7,83% dan menghapus penguatan 5,48% yang dicapai pada 3 bulan sebelumnya.

Aksi jual bersih asing juga terus terjadi. Rekapitulasi perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan penjualan bersih investor asing pada hari terakhir perdagangan pekan ini hanya sekitar 92,92 juta lembar saham. Namun, nilai penjualan bersih investor asing melebih Rp1,32 triliun.

Dengan demikian, selama sepekan ini (empat hari), asing melakukan aksi jual bersih dengan total mencapai Rp7,09 triliun.

Ito Warsito, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, mengatakan melemahnya pasar saham belakangan ini disebabkan oleh reaksi awal para investor asing terhadap kinerja keuangan emiten kuartal I/2015. Menurutnya, ada sejumlah semiten yang memiliki kinerja tidak sebaik tahun lalu sehingga investor menduga perekonomian Indonesia akan lebih lambat dari sebelumnya.

“Ini reaksi awal. Nanti kalau semua kinerja emiten diketahui, mungkin reaksinya akan berkurang karena beberapa emiten mencatatkan kinerja yang bagus,” kata Ito di Jakarta, Jumat (1/5/2015).

Ito masih optimistis bahwa pelemahan ini hanya bersifat jangka pendek. Pasalnya, bila dibandingkan dengan 2013 lalu, kondisi tahun ini masih lebih baik. “Tidak seperti 2013, defisit transaksi berjalan melebar, rupiah anjlok dari Rp9.000 ke di atas Rp12.000. Kalau sekarang rupiah masih terjaga, saham saja yang terkoreksi. Tapi ini sehat,” jelasnya.

Dia meyakini pelemahan ini murni lantaran faktor ekonomi, baik domestik maupun global dan segera membaik. Dia membantah kalau pelemahan ini erat kaitannya dengan unsur politik.

“Ini reaksi wajar. Investor kalau sudah untung dan melihat kinerja emiten menurun, yang dilakukan adalah merealisasikan keuntungan. Kalau situasi mereda dan melihat secara keseluruhan, mereka akan kembali berinvestasi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Setyardi Widodo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper