Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Obat Bius Maut Tak Pengaruhi Laba Kalbe Farma (KLBF)

Meski terkena kasus obat bius mematikan beberapa waktu lalu, PT Kalbe Farma Tbk. tetap membukukan peningkatan laba bersih 7,2% pada kuartal I/2015 menjadi Rp528,65 miliar dari tahun sebelumnya Rp493,1 miliar.

Bisnis.com, JAKARTA--Meski terkena kasus obat bius mematikan beberapa waktu lalu, PT Kalbe Farma Tbk. tetap membukukan peningkatan laba bersih 7,2% pada kuartal I/2015 menjadi Rp528,65 miliar dari tahun sebelumnya Rp493,1 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perseroan, Kamis (30/4/2015), disebutkan penjualan bersih tercatat meningkat tipis 4,4% menjadi Rp4,24 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,06 triliun.

Emiten berkode saham KLBF tidak bisa menekan beban pokok penjualan yang meningkat menjadi Rp2,14 triliun dari Rp2,12 triliun. Sehingga, laba kotor mencapai Rp2,1 triliun dari Rp1,94 triliun.

Vidjongtius, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Kalbe Farma, mengatakan situasi makro ekonomi masih cukup menantang yang ditandai dengan penurunan daya beli dan nilai tukar rupiah yang terus melemah. Tingkat inflasi yang tinggi pada tahun lalu sekitar 8% masih berdampak pada daya beli masyarakat hingga triwulan pertama tahun ini.

"Di samping itu, perlambatan pertumbuhan juga dipengaruhi pertumbuhan penjualan yang negatif di bisnis distribusi dan logistik, serta dampak penarikan salah satu produk obat resep," ungkapnya dalam keterangan resmi, Kamis (30/4/2015).

Akan tetapi, sambungnya, di dalam situasi yang menantang ini, Kalbe mengklaim mampu mempertahankan pertumbuhan laba bersih yang positif.

Penjualan bersih yang meningkat tipis, katanya, terutama disebabkan oleh pertumbuhan volume yang melambat akibat dampak inflasi, pengaruh penarikan produk obat resep dan penurunan pada divisi distribusi dan logistik karena pengakhiran kontrak distribusi dengan salah satu prinsipal pihak ketiga di akhir tahun lalu.

Laba kotor Kalbe tumbuh 8,1% di triwulan pertama, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penjualan bersih. Perubahan bauran bisnis dan bauran produk Perseroan membawa dampak positif pada marjin laba kotor menjadi 49,5% di triwulan pertama 2015 dibandingkan 47,8% untuk periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Laba usaha tumbuh 6,3% pada triwulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Rasio laba usaha terhadap penjualan bersih pada triwulan pertama tahun ini meningkat menjadi 16,1% dari 15,8% pada periode yang sama tahun lalu.

"Perseroan akan mempertahankan pertumbuhan laba operasional dengan meningkatkan efektivitas penjualan dan pemasaran, serta memonitor biaya-biaya operasional lainnya," paparnya.

Laba bersih tumbuh 7,2% mencapai Rp529 miliar di triwulan pertama tahun ini dibandingkan Rp493 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Laba bersih bertumbuh lebih tinggi dibandingkan penjualan bersih terutama karena peningkatan marjin laba kotor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper