Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Kinerja Menurun, Laba Bersih United Tractors Tumbuh Tipis

Merosotnya penjualan alat berat PT United Tractors Tbk. hingga 37% secara year-on-year pada kuartal I/2015 menjadi 763 unit akibat berlanjutnya penurunan harga komoditas terutama batu bara dan CPO, menjadi salah satu penyebab turunnya kinerja anak usaha PT Astra International Tbk. itu.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Merosotnya penjualan alat berat PT United Tractors Tbk. hingga 37% secara year-on-year pada kuartal I/2015 menjadi 763 unit akibat berlanjutnya penurunan harga komoditas terutama batu bara dan CPO, menjadi salah satu penyebab turunnya kinerja anak usaha PT Astra International Tbk. itu.

Sepanjang Januari-Maret 2015, United Tractors (UNTR) mencatatkan revenue sebesar Rp12,64 triliun atau turun 9,01% dari setahun sebelumnya yang sekitar Rp13,9 triliun.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan lewat Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (27/4), perseroan menyatakan belum terealisasinya beberapa proyek konstruksi dan infrastruktur mengakibatkan berkurangnya permintaan alat berat dari sektor pertambangan, perkebunan, serta konstruksi.

Dari 763 unit yang terjual, sebanyak 33% diserap sektor pertambangan, 30% dari konstruksi, 25% kehutanan, dan 12% lainnya untuk perkebunan. Kondisi ini membuat perseroan merevisi target penjualan dari 4.000 unit alat berat menjadi hanya 3.000 unit hingga akhir 2015.

Kendati demikian, perseroan masih mampu mempertahankan pertumbuhan laba bersih. Net profit naik tipis 3,8% dari Rp1,57 triliun ke posisi Rp1,63 triliun. 

Unit usaha kontraktor pertambangan UNTR yang dijalankan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) juga membukukan penurunan kinerja. Pendapatan perusahaan turun 13% menjadi Rp7 triliun akibat berkurangnya volume produksi batu bara dan pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal).

Kendati demikian, bisnis pertambangan batu bara justru meningkat 4% dari sisi volume penjualan menjadi 1,71 juta ton dari setahun sebelumnya yang masih 1,65 juta ton. Hal ini membuat pendapatan unit usaha tersebut naik 2% menjadi Rp1,44 triliun.

"Untuk mengurangi dampak penurunan rata-rata harga jual batu bara yang terus berlanjut, perseroan telah melakukan berbagai upaya efisiensi," tukas perseroan.

Adapun bisnis kontraktor konstruksi, perseroan mendapat sumbangan dari PT Acset Indonusa Tbk. (ACST) membukukan pertumbuhan revenue sebesar 20% menjadi Rp313,35 miliar. ACST diakuisisi pada awal 2015 oleh anak usaha UNTR, yakni PT Karya Supra Perkasa (KSP).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anissa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper