Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Perekonomian Yakin CFS Tidak Turunkan Daya Saing CPO Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengungkapkan implementasi pungutan CPO Supporting Fund (CSF) tidak akan menurunkan daya saing produk kelapa sawit Indonesia di pasar internasional.
Menko Perekonomian Sofyan Djalil di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (24/2/2015)./JIBI-Akhirul Anwar
Menko Perekonomian Sofyan Djalil di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (24/2/2015)./JIBI-Akhirul Anwar

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengungkapkan implementasi pungutan CPO Supporting Fund (CSF) tidak akan menurunkan daya saing produk kelapa sawit Indonesia di pasar internasional.

Menurutnya, implementasi kebijakan ini justru juga akan mengerek harga CPO yang diekspor negara lain seperti Malaysia. “Harga di pasar internasional naik itu akan dinikmati semua negara,” katanya pada Bisnis, Minggu (19/4/2015).

Sofyan meyakinkan pungutan CFS ini nantinya akan digunakan untuk pengembangan riset industri dan replanting kelapa sawit. Dia mengungkapkan saat ini lebih dari 3 juta hektare kebun rakyat yang sudah berpuluhan tahun tidak produktif.

“Untuk diketahui, saat ini laboratorium telah membuktikan kebun sawit itu berpotensi memproduksi sampai dengan 16 ton per hektare, sekarang itu hasilnya 7-8 ton, sawit rakyat hanya 3-4 ton,” jelas Sofyan.

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Bayu Krisnamukti menyampaikan pengenaan pungutan CFS setara dengan pengenaan bea keluar sebesar US$50 dolar.

Hal tersebut berpotensi melemahkan daya saing produk CPO Indonesia di pasar global. apalagi, eksporti CPO utama lainnya, Malaysia telah menetapkan bea keluar sebesar 0%.

“Jangan lupa Malaysia saat ini menerapkan bea keluar nol pada produk sawitnya, yang sebelum implementasi CFS itu in pair dengan kebijakan bea keluar kita. Nah impelementasi CFS ini kan sama saja dengan menerapkan BK US$50,” jelas Bayu saat ditemui di Bogor, Sabtu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper