Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akuisisi PT AAA Asset Management Masih Terkatung-Katung

Rencana masuknya dua perusahaan investasi asing PineBridge Investment dan Farallon Capital LLC dengan mengakuisisi PT AAA Asset Management masih terkatung-katung hingga saat ini
 Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana masuknya dua perusahaan investasi asing PineBridge Investment dan Farallon Capital LLC dengan mengakuisisi PT AAA Asset Management masih terkatung-katung hingga saat ini.

Noor Rachman, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II Otoritas Jasa Keuangan mengatakan hingga saat ini belum ada kejelasan terkait rencana tersebut. Menurutnya, OJK sudah menerima proposal dari pihak bersangkutan dan kemudian memberikan tanggapan.

“Kemudian sampai sekarang belum ada kabar lagi. Jadi, kami sudah beri tanggapan, mereka tidak jawab lagi. Mungkin tidak jadi, tapi tidak tahu juga saya, intinya belum ada kabar lagi,” kata Noor di Jakarta, belum lama ini.

Zamzam Reza, Komisaris Utama PT AAA Asset Management belum bisa Bisnis hubungi hingga berita ini diturunkan. Sementara itu, Adrian Panggabean, CEO PT AAA Asset Management enggan memberikan komentar lebih lanjut mengenai hal ini.

“Saya tidak bisa konfirmasi. Transaksi seperti ini urusan pemilik atau pemegang saham,” katanya saat dihubungi Bisnis.

Pada pertengahan Maret lalu, Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK mengatakan dua perusahaan investasi besar itu memang sudah memasukkan dokumennya ke OJK. Ketika itu, OJK masih melihat seluruh dokumen yang diajukan sehingga belum bisa memastikan kapan prosesnya selesai.

“Kami masih lihat dokumennya, sudah lengkap atau belum. Kalau nanti ada tidak lengkap, kami akan minta kelengkapannya, yang jelas mereka memang sudah memasukkannya,” kata Nurhaida.

Untuk diketahui, kedua perusahaan investasi raksasa itu akan masuk ke Indonesia dengan mengakuisisi PT AAA Asset Management. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mayoritas pemegang saham AAA Asset Management saat ini dikuasai oleh PT AAA Investment dengan kepemilikan 99%, sedangkan sisanya dimiliki oleh RD Zamzam Reza dengan kepemilikan 1%.

Sumber Bisnis mengatakan proses rencana masuknya PineBridge dan Farallon ke Indonesia sudah berlangsung selama satu tahun labih, tapi belum bisa tereksekusi hingga kini. Menurutnya, PineBridge Investment dan Farallon tidak ada alasan tertentu masuk ke industri manajer investasi di Indonesia. Potensi industri ini di Indonesia sangat besar, hal itulah yang menjadi alasan mereka ingin mencari untung di Indonesia.

Untuk diketahui, sekitar 2002, Farallon menjadi kendaraan Grup Djarum untuk membeli saham mayoritas di Bank Central Asia. Dana kelolaan Farallon mencapai US$19,8 miliar pada 2014. Farallon merupakan perusahaan pengelola dana investasi milik Tom Steyer, yang berdiri pada tahun 1986. Perusahaan ini berkantor pusat di San Francisco, Amerika Serikat (AS).

PineBridge Investments merupakan perusahaan manajer investasi yang berkantor pusat di New York. Mayoritas sahamnya dimiliki anak usaha Pacific Century Group (PCG), perusahaan investasi asal Hong Kong yang dikendalikan oleh Li Ka Shing. Per September 2014, total dana kelolaan PineBridge mencapai US$70,7 miliar.

Yang jelas, PineBridge Investment dan Farallon akan menjadi mayoritas dalam PT AAA Asset Management nantinya. Diprediksi, tidak kurang dari 80% saham yang akan diakuisisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper