Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK Lanjutkan Penguatan, Pasca Iran Minta Pangkas Produksi OPEC

Harga minyak terus melanjutkan penguatan setelah kemarin Iran menyerukan pemangkasan produksi minyak kepada Organization of the Petroleum Exporting Countries. Sebelumnya, Libia sudah menyerukan terlebih dahulu untuk segera dilakukannya pemangkasan produksi.
Harga minyak menguat/ilustrasi
Harga minyak menguat/ilustrasi

Bisnis.com, MELBOURNE – Harga minyak terus melanjutkan penguatan setelah kemarin Iran menyerukan pemangkasan produksi minyak kepada Organization of the Petroleum Exporting Countries. Sebelumnya, Libia sudah menyerukan terlebih dahulu untuk segera dilakukannya pemangkasan produksi.

Pada perdagangan hari ini sampai pukul 10:31 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 0,49% menjadi US$53,55 per barel, sedangkan harga minyak Brent naik 0,74% menjadi US$58,86 per barel.

David Lennox, analis Fat Prophets, mengatakan keputusan Arab Saudi untuk menentukan kebijakan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) akan menjadi penentu arah pergerakan harga minyak selanjutnya.

“Pasar menunggu aksi pemotongan dalam jumlah yang sesuai untuk mendongkrak harga minyak. Hanya OPEC yang menjadi kartel minyak yang dapat melakukan itu dalam satu kebijakan,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Rabu (15/4/2015).

Iran menyebutkan OPEC setidaknya harus memangkas sebesar 5% atau 1.500.000 barel per hari dari kuota saat ini sebesar 30 juta barel per hari, sedangkan Libia lebih dulu menyerukan pemangkasan produksi sebesar 800.000 barel per hari.

Beberapa kali pembicaraan terkait pemangkasan produksi ini, Arab Saudi mewakili OPEC menegaskan pemangkasan produksi baru efektif bila dilakukan oleh OPEC dan non-OPEC secara bersamaan.

Alasannya, produksi minyak di negara non-OPEC saat ini cukup tinggi seperti di Amerika Serikat (AS) dan Rusia. Jadi, pemangkasan produksi oleh OPEC bisa sia-sia kalau produksi dari AS dan Rusia masing-masing sudah berada di dekat 10 juta barel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Sumber : bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper