Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia (GIAA) Rilis Sukuk Global Sebesar US$500 Juta Usai RUPS Mei

Maskapai penerbangan milik pemerintah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. bakal menggunakan laporan keuangan kuartal I/2015 sebagai persyaratan dalam emisi Sukuk Global US$500 juta pada pertengahan Mei 2015.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA--Maskapai penerbangan milik pemerintah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. bakal menggunakan laporan keuangan kuartal I/2015 sebagai persyaratan dalam emisi Sukuk Global US$500 juta pada pertengahan Mei 2015.

Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan emisi Sukuk Global dijadwalkan setelah perseroan mendapat restu dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

Emiten berkode saham GIAA tersebut merencanakan untuk menggelar RUPS maksimum pada 15 Mei 2015. Transaksi emisi Sukuk Global senilai US$500 juta tersebut memang harus seizin pemegang saham karena tergolong transaksi material.

Dia menyatakan, hingga saat ini, sebanyak 12 bank telah menyatakan minat untuk menyerap Sukuk global yang akan diterbitkan perseroan. Dari 12 bank tersebut, sebanyak tujuh bank dari Timur Tengah, dua bank dari Malaysia, dan tiga bank dari internasional. Tiga bank sebelumnya telah memberikan pinjaman sebagai bridging loan senilai total US$500 juta dalam dua tahap.

"Kemarin kami sudah kirimkan surat izin kepada Bursa Efek Indonesa dan Otoritas Jasa Keuangan. Karena, nanti penerbitan Global Sukuk US$500 juta harus ijin RUPS," ungkapnya kepada Bisnis.com, Rabu (1/4/2015).

Kendati demikian, sambungnya, tidak semua bank yang telah menyatakan minat tersebut akan menjadi investor surat utang syariah Garuda. Perseroan hanya akan memilih tiga dari 12 bank untuk penyerapan Sukuk Global.

Pada Maret lalu, perseroan telah mengantongi pinjaman dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk. (BNII) sebesar US$100 juta setara dengan Rp1,3 triliun. Pinjaman tersebut sebagai bagian dari bridging loan sebelum penerbitan Sukuk Global.

Garuda juga sebelumnya telah mengantongi pinjaman bridging loan dari National Bank of Abu Dhabi dan Dubai Islamic Bank PJSC sebesar US$400 juta. Pinjaman senilai total US$500 juta tersebut akan digunakan untuk refinancing utang jatuh tempo yang mencapai US$350 juta pada Juni 2015.

Manajemen GIAA optimistis kinerja pada kuartal I/2015 lebih positif ketimbang perolehan pada periode yang sama setahun lalu. Pasalnya, manajemen telah melakukan efisiensi di berbagai lini termasuk menekan biaya-biaya.

Garuda Indonesia akhirnya meraup laba bersih Rp1,2 miliar hingga Februari 2015 dan diklaim menjadi pencapaian tertinggi selama 5 tahun terakhir. Ari Askhara menuturkan pendapatan usaha perseroan selama Januari-Februari 2015 meningkat 13,6% dibandingkan dengan periode setahun sebelumnya.

Beban usaha emiten berkode saham GIAA tersebut juga melorot 15,8% year-on-year. Untuk pertama kalinya, perseroan mencatat laba bersih pada Februari 2015 sebesar Rp1,2 miliar dibandingkan dengan setahun sebelumnya.

"Pencapaian kinerja perseroan pada Januari dan Februari 2015 tersebut adalah hasil pencapaian terbaik perseroan jika dibandingkan dibandingkan dengan hasil kinerja perseroan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir," katanya.

Pada Februari tahun ini, GIAA meraup laba bersih US$1,16 juta dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang membukukan rugi bersih US$2,79 juta. Pendapatan usaha GIAA pada Februari 2015 turun menjadi US$233,78 juta dari bulan sebelumnya US$269,82 juta. Namun, beban usaha melorot dari US$280,85 juta menjadi US$229,91 juta.

Pelemahan nilai tukar rupiah justru menjadi penolong bagi GIAA. Pada Februari tahun ini, GIAA membukukan keuntungan selisih kurs US$1,49 juta dari Januari 2015 yang menderita rugi US$9,98 juta.

Garuda Indonesia tercatat membukikan rugi bersih US$373 juta setara dengan Rp4,8 triliun sepanjang tahun lalu dari setahun sebelumnya yang masih meraup laba US$10,78 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper