Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkat Konsumsi Masyarakat Meningkat, INDF Bisa Dapat Untung

Tingginya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia menjadi sentimen positif kepada emiten di sektor konsumer, salah satunya PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF).
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA— Tingginya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia menjadi sentimen positif kepada emiten di sektor konsumer, salah satunya PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF).

Tim Riset PT Daewoo Securities Indonesia menyebutkan selama 5 tahun terakhir, 56% dari total pengeluaran di Indonesia berasal dari konsumsi pribadi (private consumption), meskipun ekonomi mengalami perlambatan.

Populasi masyarakat menengah juga meramaikan Indonesia dan hal itu terlihat dari kebiasaan konsumsinya.

“Faktor lain yang akan memberikan dampak positif adalah proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik yang akan membawa kita kepada disposable income lebih tinggi yang akan memicu konsumsi,” paparnya dalam riset yang dikutip Bisnis, Kamis (2/4/2015).

Dari sisi permintaan, lanjutnya, daya beli konsumen juga diprediksi meningkat karena minyak mentah saat ini berada di level terendah dalam sejarah yakni US$44/barrel pada 20 Maret 2015, terjadinya pelemahan harga komoditas, dan penurunan tingkat suku bunga.

“Kami berharap INDF untuk terus memperkuat dan memperluas bisnis domestik dan global,” tambahnya.

Seperti diketahui, Indofood Sukses Makmur mengklasifikasikan usahanya menjadi lima segmen yakni produk konsumen bermerek, bogasari, agribisnis, distribusi serta budidaya sayuran dan pengolahan.

Pendapatan utama Indofood berasal dari produk konsumen bermerek 46,9%, flour 25,2%, agribisnis 19,8%, dan distribusi 8%.

Belum lama ini, Indofood juga memulai joint venture (JV) dengan perusahaan unggas Brasil, BRF. INDF bertujuan untuk diversifikasi portofolio bisnis mengingat pertumbuhan stagnan di segmen mie dan tepung.

“Divestasi Minzhong (52,9%) pada pertengahan tahun, menurut pandangan kami, merupakan hal yang positif untuk INDF karena akan mengurangi eksposur perusahaan terhadap utang USD, dan pada saat yang sama, beban bunga menjadi lebih rendah,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper