Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Saham dan Obligasi Merosot, Imbal Hasil Reksa Dana Negatif

Kinerja bursa saham dan obligasi yang cukup tertekan sepanjang bulan lalu memberikan sentimen negatif terhadap kinerja reksa dana.

Bisnis.com, JAKARTA--Kinerja bursa saham dan obligasi yang cukup tertekan sepanjang bulan lalu memberikan sentimen negatif terhadap kinerja reksa dana.

Adapun, hingga Maret ini kinerja reksa dana saham belum mampu mengungguli kinerja reksa dana pendapatan tetap meski kinerja indeks harga saham gabungan lebih bagus dibandingkan indeks acuan obligasi.

Berdasarkan data PT Infovesta Utama, kinerja reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana campuran sepanjang Maret tercatat negatif. Return reksa dana saham tercatat -0,77%, reksa dana campuran -0,55%, dan reksa dana pendapatan tetap tercatat -0,97%. Kinerja seluruh jenis reksa dana tersebut underperform atau di bawah pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) Maret yang mencapai 1,25%.

Vilia Wati, analis PT Infovesta Utama mengatakan kinerja bursa saham dan obligasi yang cukup tertekan selama bulan lalu memberikan sentimen negatif terhadap kinerja reksa dana saham, campuran maupun pendapatan tetap.

Di bursa saham, transaksi asing yang mayoritas tercatat net sell serta pelemahan nilai tukar yang terus berlanjut diduga menjadi faktor penekan kinerja bursa saham sepanjang bulan lalu. Namun, kenaikan IHSG di akhir Maret mengangkat kinerja IHSG kembali ke zona positif.

Adapun, dilihat secara year to date (ytd), kinerja reksa dana saham secara rata-rata masih tertinggal di bawah kinerja reksa dana pendapatan tetap. Return reksa dana saham sepanjang tahun berjalan ini tercatat 2,47%, sedangkan reksa dana pendapatan tetap 3,11%. Padahal, kinerja IHSG pada periode yang sama tercatat masih lebih tinggi dibandingkan dengan Infovesta Government Bond Index (indeks acuan obligasi)

“Menurut kami, alokasi portofolio pada beberapa reksa dana saham yang cukup signifikan pada sektor infrastruktur dan industri dasar dan kimia menjadi salah satu faktor yang menekan kinerja rata-rata reksa dana saham,” kata Vilia kepada Bisnis.com, Rabu (1/4/2015).

Selama tahun ini, kata Vilia, Infovesta memperkirakan kinerja reksa dana saham masih berpeluang untuk membaik ditopang dengan potensi membaiknya kinerja beberapa sektor saham yang terkoreksi selama kuartal I.

Sementara itu, untuk reksa dana yang berbasis obligasi juga tercatat negatif akibat terkoreksinya obligasi pemerintah (surat utang negara/SUN) selama Maret paska kenaikan yang cukup tinggi selama awal tahun. Pertumbuhan return SUN tenor 10 tahun tumbuh hingga 6,6% atau jauh di atas pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang berkisar 0,8% pada Januari 2015.

Rudiyanto, Head of Operation and Business Development PT Panin Asset Management (PAM) mengatakan kinerja IHSG memang lebih bagus dibandingkan dengan kinerja indeks acuan obligasi. Namun dilihat dari kinerjanya produknya, produk reksa dana pendapatan tetap menorehkan return yang lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja reksa dana saham sepanjang tahun berjalan ini.

“Para manajer investasi kemungkinan alokasi aset dalam produk reksa dana sahamnya kebanyakan saham yang kenaikannya tidak tinggi. Manajer investasi itu memegang saham sektor yang naiknya lebih rendah dibandingkan dengan IHSG,” kata Rudiyanto kepada Bisnis.com, Rabu (1/4/2015).

Menurutnya, lantaran jumlah produk reksa dana pendapatan tetap tidak sebanyak produk reksa dana saham, kinerja reksa dana pendapatan tetap tidak akan jauh dari indeks acuannya.

“Beda dengan reksa dana saham yang jumlahnya ratusan. Tapi jangka panjang, reksa dana saham akan bisa mengungguli reksa dana pendapatan tetap,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper