Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menajer Investasi Mulai Minati Global Bond Korporasi

Obligasi korporasi berdenominasi dollar Amerika Serikat mulai menarik di mata investor reksa dana. Saat ini, mayoritas obligasi korporasi berdenominasi dollar Amerika Serikat dipegang oleh investor reksa dana lokal.
Seorang pialang tengah bertransaksi dengan klien. Manajer investasi tengah gencar memburu investasi obligasi korporasi./Bisnis.com
Seorang pialang tengah bertransaksi dengan klien. Manajer investasi tengah gencar memburu investasi obligasi korporasi./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Obligasi korporasi berdenominasi dollar Amerika Serikat mulai menarik di mata investor reksa dana. Saat ini, mayoritas obligasi korporasi berdenominasi dollar Amerika Serikat dipegang oleh investor reksa dana lokal.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sekitar Rp602,54 miliar efek obligasi korporasi yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) digenggam oleh investor reksa dana. Disusul oleh institusi keuangan senilai Rp439,01 miliar, investor asuransi Rp135,06 miliar, korporasi Rp49,60 miliar, dan individu Rp14,79 miliar.

Parto Karwito, Direktur PT Infovesta Utama mengatakan sebagian besar manajer investasi lokal (MI) mengejaryield. Menuutnya, MI akan memasukkan investasinya ke mana saja asal memberikan keuntungan.

“Jadi sebenarnya asal obligasi denominasi dollarnya memiliki rating bagus, itu bisa jadi pilihan.Yield obligasi korporasi kan lebih bagus dari deposito, wajar jadi pilihan,” katanya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.

Meski demikian, efek obligasi korporasi memiliki kelemahan dari sisi jumlah produk yang saaat ini masih sedikit.

Hermawan Hosein, Direktur PT Sinarmas Asset Management mengatakan pihaknya akan fokus untuk memperbesar investasi saham untuk produk reksa dananya tahun. Hal ini lantaran prospek produk berbasis saham masih sangat positif tahun ini. Meski demikian, bukan berarti pihaknya menurunkan porsi investasi berbasis obligasi korporasi.

Untuk diketahui, sepanjang tahun lalu, kontribusi asset under management (AUM) paling besar masih disumbangkan oleh reksa dana pendapatan tetap sekitar Rp3,4 triliun dari sekitar 5 produk reksa dana. Sebagian besar diinvestasikan ke obligasi korporasi.

Menurutnya, yield dari obligasi korporasi masih lebih tinggi dibandingkan dengan SUN“Kalau SUN (surat utang negara) lebih banyak trading. Yang jadiunderlyingkebanyakan obligasi korporasi, perbandingannya 70% korporasi, 30% SUN. SUN banyak di-trading agar NAB naik,” katanya belum lama ini.

Oleh sebab itu, meski memperbesar porsi saham, pihaknya tetap akan meningkatkan investasi di efek obligasi korporasi. “Masih banyak obligasi korporasi yang memilikiratingbagus.”

Berbeda dengan Sinarmas Asset Management, PT CIMB-Principal Asset Management justru terbatas dalam menempatkan dananya di efek obligasi korporasi, baik denominasi dollar AS maupun rupiah. Gunanta Afrima, Direktur PT CIMB-Principal Asset Management mengatakan selain jumlah obligasi korporasi yang terbatas, perdagangan obligasi korporasi tidak likuid.

“Beda dengan SUN (surat utang negara), itu lebih likuid. Produk reksa danafixed incomekami 80% di SUN, 20% korporasi,” kata Gunanta kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper