Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inilah 3 Jurus Garuda Indonesia Tekan Rugi Besar Tahun Ini

Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. memiliki strategi untuk meraup laba pada tahun ini setelah setahun lalu menderita rugi bersih US$373 juta setara Rp4,8 triliun.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Tbk. M. Arif Wibowo. /Antara
Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Tbk. M. Arif Wibowo. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. memiliki strategi untuk meraup laba pada tahun ini setelah setahun lalu menderita rugi bersih US$373 juta setara Rp4,8 triliun.

Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo saat berkunjung ke kantor Redaksi Bisnis Indonesia menjelaskan manajemen memiliki setidaknya tiga strategi utama.

"Revenue generator, cost efficiency, dan re-profiling loan strategy," katanya saat berdiskusi dengan redaksi Bisnis Indonesia, Selasa (31/3/2015).

Jurus pertama, revenue generator a.l dilakukan dengan cara merestrukturisasi jaringan penerbangan, menutup dan mengalihkan rute-rute tidak menguntungkan, menuda pembukaan rute baru, dan mengevaluasi sejumlah rute di Australia dan Eropa.

Kemudian, sambungnya, perseroan juga fokus untuk membangun rute di China.

Garuda akan menghubungkan penerbangan ke tiga kota utama di China yakni Beijing, Shanghai, dan Guangzhou seperti dari Chendu, Chong Qin, Ningbo, Kunming, Jinan, Harbin, Xian, Shenyang, serta Chengzhou.

Perseroan juga fokus untuk membangun jaringan penerbangan ke wilayah Timur Tengah. Fokus paling utama terhadap penerbangan khusus rute umrah, serta fokus untuk menggenjot pendapatan managemen dan kantor cabang.

Kedua, efisiensi biaya. Manajemen memperkirakan terjadi penghematan dari pelemahan harga minyak atau avtur sepanjang tahun ini sebesar US$172,25 juta, dan dari inisiatif US$146,94 juta.

Manajemen Garuda bahkan menargetkan untuk melakukan hedging avtur sebesar 25% dari total target konsumsi 2015. Proyeksi harga avtur mencapai US$75 sen per liter dengan perkiraan kurs Rp13.000/US$.

Ketiga, mereprofil utang. Per 31 Januari 2015, utang Garuda Indonesia mencapai US$1 miliar. Perseroan telah mengantongi bridging loan dalam dua tahap senilai total US$500 juta.

Garuda Indonesia juga berencana menerbitkan Sukuk global senilai US$500 juta dengan tenor sekitar 5 tahun. Rencana penerbitan Sukuk Global tersebut akan dilakukan pada semester pertama tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper