Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arab Saudi Serang Yaman, Harga Minyak Melonjak

Harga minyak mentah naik drastis pada perdagangan Kamis (26/3/2015) di Asia setelah jet-jet tempur Arab Saudi menghajar target-target pemberontak Houthi di Yaman. Investos khawatir krisis di Yaman akan merambah Saudi, sehingga mengancam produsen minyak mentah utama di Timur Tengah itu.
Pengikut gerakan Houthi Syiah menaiki sebuah bulldozer yang mereka rebut dari polisi anti huru-hara di sepanjang jalan utama menuju bandara di Sanaa, Yaman./Reuters
Pengikut gerakan Houthi Syiah menaiki sebuah bulldozer yang mereka rebut dari polisi anti huru-hara di sepanjang jalan utama menuju bandara di Sanaa, Yaman./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA-- Harga minyak mentah naik drastis pada perdagangan Kamis (26/3/2015) di Asia setelah jet-jet tempur Arab Saudi menghajar target-target pemberontak Houthi di Yaman. Investos khawatir krisis di Yaman akan merambah Saudi, sehingga mengancam produsen minyak mentah utama di Timur Tengah itu.

Minyak mentah patokan AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei melonjak sebesar US$2,28 per barel menjadi US$51,49 per barel, sedangkan minyak jenis brent untuk pengiriman Mei melompat US$2,46 per barel menjadi US$58,94 per barel pada perdagangan sesi siang.

Sehari sebelumnya WTI sudah bergerak naik US$1,70 per barel, sedangkan brent US$1,37 per barel menyusul kabar Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi mengungsi setelah pesawat tempur Houthi menyerang istana kepresidenan di Aden.

Yaman berbatasan dengan Arab Saudi yang kaya minyak dan berusaha membantu Presiden Yaman yang negerinya di ambang perang saudara itu.

"Ketegangan geopolitik di Yaman telah mendorong harga minyak lebih tinggi lagi," kata Daniel Ang, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura, kepada AFP seperti dikutip Antara.

"Yaman bukanlah produsen besar minyak, tetapi negara ini adalah jalur perdagangan di kawasan, sehingga ketegangan di sana bisa menimbulkan kekacauan dalam aktivitas perdagangan produk energi itu di kawasan itu," kata Ang.

United Overseas Bank Singapura mengatakan pasar memprihatinkan ketidakstabilan politik di Yaman yang dapat mengancam produsen minyak mentah utama Timur Tengah.

Krisis Yaman ini mengaburkan dampak naiknya pasokan minyak mentah AS yang menambahkan 8,2 juta barel pada pekan akhir 20 Maret, kata para analis.

Harga minyak mentah dunia anjlok sampai 60 persen sejak Juni tahun silam setelah minyak AS membanjiri pasar dengan menutup berkurangnya output minyak OPEC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper