Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tunggu Keputusan Pencabutan Sanksi Iran, Pasar Asia Tahan Pembelian

Pasar minyak Asia sedang menahan diri untuk mengambil minyak dari Irak dan Meksiko. Alasannya, pasar Asia tengah menunggu hasil negosiasi terkait rencana pencabutan sanksi perdagangan Iran untuk mendapatkan harga beli minyak yang lebih menarik.

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar minyak Asia sedang menahan diri untuk mengambil minyak dari Irak dan Meksiko. Alasannya, pasar Asia tengah menunggu hasil negosiasi terkait rencana pencabutan sanksi perdagangan Iran untuk mendapatkan harga beli minyak yang lebih menarik.

Tonny Mariano, analis PT Esandar Arthamas Berjangka, mengatakan pencabutan sanksi Iran tentu akan menekan harga minyak. Apalagi, data manufaktur China untuk Maret versi HSBC Holdings Plc. dan Markit Economic hasilnya kurang bagus sehingga menandakan permintaan minyak belum pulih.

“Namun, sampai akhir pekan ini justru harga minyak punya kecenderungan menguat di kisaran US$48 sampai US$49. Alasannya, dolar AS yang sedikit terkoreksi menjadi faktor pendukung untuk komoditas termasuk minyak,” ujarnya kepada Bisnis.com pada Selasa (24/3/2015).

Pada bulan ini, beberapa penyuling minyak Asia seperti Mangalore Refinery and Petrochemichals Ltd. dan Cosmo Oil Co. berusaha mengantisipasi potensi peningkatan pasokan minyak dari Timur Tengah bila sanksi perdagangan Iran dicabut.

Salah satu antisipasinya dengan mempersiapkan ruang penyimpanan minyak bila nanti pasokan dari Timur Tengah meningkat.

Vijay Joshi, Kepala Perusahaan Penyulingan Mangalore Refinery and Petrochemichals Ltd. mengakui siap membeli minyak dari Iran bila sanksi perdagangannya dicabut.

Mangalore Refinery and Petrochemichals adalah pelanggan minyak Iran terbesar kedua setelah Essar Oil Ltd.

Sementara itu, Cosmo Oil, perusahaan penyulingan minyak asal Jepang saat ini tengah bernegosiasi dengan Iran terkait kontrak pembelian minyak jangka panjang.

Pada perdagangan hari ini sampai pukul 18:50 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 0,74% menjadi US$47,08 per barel, sedangkan harga minyak Brent naik 0,61% menjadi US$56,21 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper