Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Sinyal Pasokan AS Kembali Naik, Harga Berpotensi Tergelincir

Harga minyak dunia berpotensi kembali terkoreksi pada pekan ini setelah pasar pesimis pasokan dan produksi minyak Amerika Serikat akan mengalami penurunan.
Pasokan minyak AS diseinyalkan meningkat/Bloomberg
Pasokan minyak AS diseinyalkan meningkat/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia berpotensi kembali terkoreksi pada pekan ini setelah pasar pesimis pasokan dan produksi minyak Amerika Serikat akan mengalami penurunan.

Michael McCarthy, analis CMC Markets, mengatakan pasar mengubah fokusnya dari aktivitas rig menjadi kapasitas penyimpanan minyak di Amerika Serikat (AS). Minyak AS kemungkinan akan dipaksa untuk dijual karena kapasitas penyimpanan sudah tidak mampu untuk menampung lagi.

“Hal itu memberikan sinyal bahwa pasokan dan produksi akan terus meningkat dan terus menorehkan rekor terbesar sepanjang masa,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Selasa (24/3/2015).

Pada pekan lalu, Energy Information Adminitration (EIA) merilis pasokan minyak AS sampai 13 Maret 2015 naik 2,13% menjadi 458,5 juta barel dibandingkan dengan 6 Maret 2015 sebesar 448,9 juta barel, Sedangkan produksi minyak mingguan AS ikut naik 0,56% menjadi 9,41 juta barel per hari, dibandingkan dengan 9,36 juta barel per hari.

Sementara itu, hari ini HSBC Holdings dan Markit Economics merilis data manufaktur China untuk Maret berada di level 49,2. Angka itu adalah level terendah sejak April 2014 dan jauh di bawah proyeksi sebelumnya yang akan berada di level 50,5.

Data itu menunjukkan ekonomi China belum menunjukkan tanda-tanda untuk pulih.

Ric Spooner, Analis CMC Market, menuturkan perekonomian China semakin menunjukkan tanda-tanda masih akan terjebak dalam perlambatan untuk jangka panjang.

Pada perdagangan hari ini sampai 11:13 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 1,1% menjadi US$46,93 per barel, sedangkan harga minyak Brent turun 0,64% menjadi US$55,56 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Sumber : bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper