Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Sawit Tergelincir, Ini Upaya Gapki Menjaga Pangsa Pasar

Di tengah permintaan dan harga sawit yang kurang bagus saat ini, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia isyaratkan untuk terus menjaga pangsa pasar. Pemangkasan produksi atau moratorium ekspor hanya akan menekan industri sawit di Indonesia.
Minyak sawit/Bisnis
Minyak sawit/Bisnis

Bisnis.com, DENPANSAR – Di tengah permintaan dan harga sawit yang kurang bagus saat ini, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengisyaratkan untuk terus menjaga pangsa pasar.

Pemangkasan produksi atau moratorium ekspor hanya akan menekan industri sawit di Indonesia.

Joko Supriyono, Ketua Umum Gapki mengatakan perusahaan sawit di Indonesia harus terus melakukan ekspansi dan meningkatkan produksi.

Harapannya, produksi yang semakin besar juga didukung oleh peningkatan ekspor.

“Untuk tingkatkan ekspor di tengah permintaan yang rendah, maka kreativitas harus diuji. Kerja sama perdagangan dengan negara yang potensial juga penting. Selain itu, untuk menjaga kinerja perusahaan maka efisiensi juga utama,” ujarnya setelah Musyawarah Nasional IX Gapki, Jumat (27/2/2015)

Terakhir, ekspor crude palm oil (CPO) Indonesia pada Januari kembali turun sebesar 8,62% menjadi 1,8 juta ton dibandingkan dengan Desember 2014 sebesar 1,97 juta ton.

Perlambatan dari India dan China memang menjadi kendala utama naiknya ekspor sawit di Indonesia dan Malaysia.

Di sisi lain, Indonesia tengah meraba-raba potensi ekspor CPO lainnya seperti daerah Timur Tengah dan Afrika.

Dia mengatakan tahun lalu permintaan dari timur tengah sudah mencapai 2,5 juta ton. Lalu, kalau digabungkan dengan permintaan dari Afrika bisa mencapai sekitar  4,1 juta ton.

“Jadi, kami proyeksiskan permintaan di Timur Tengah dan Afrika bisa terus tumbuh untuk tahun-tahun mendatang. Lalu, untuk permintaan dari dalam negeri pada tahun ini berpotensi naik sekitar 25% hingga 10 juta ton,” ujarnya.

Pada tahun ini produksi CPO Indonesia diprediksi naik 1,69% menjadi 31 juta ton dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 29,5 juta ton.

Pada penutupan perdagangan hari ini, harga CPO di Bursa Malaysia naik 1,44% menjadi 2.309 ringgit per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper