Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Cara Analis Goblok Menghitung Efek Harga Semen

Saya sedang terinspirasi oleh Almarhum Om Bob Sadino. Saya menggoblokkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menggoblokkan orang lain.
Satrio Utomo/Bisnis
Satrio Utomo/Bisnis

Selamat pagi…

Saya sedang terinspirasi oleh Almarhum Om Bob Sadino (semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadah dan kebaikan beliau).

Saya menggoblokkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menggoblokkan orang lain.

Saya itu… memang goblok kalau urusan analisis fundamental.  Sudah beberapa orang menawarkan lowongan kerja kepada saya, tapi akhirnya mereka mundur sendiri karena tahu saya paling males (karena gak bisa atau gak biasa… saya juga sudah tidak tahu lagi… hehehe) kalau disuruh bikin model fundamental.

Bermodal ilmu goblok-goblokan ini… saya mencoba mencerna Penurunan harga semen Rp 3000 per zak yang dilakukan oleh pemerintah di awal minggu yang lalu.  Saya mencoba berhitung pada Semen Gresik. CMIIW yaaaaa…. (kalau saya ngaco.. tolong dibenerin).

  • Harga semen turun Rp 3000.  Dengan penurunan harga semen ini.. berarti harga jual Semen dari PT. Semen Gresik .. turun dari Rp 65.000 (untuk semen ukuran 50 kg) menjadi Rp 62.000.
  • Net Profit Margin (NPM) dari SMGR… adalah sebesar 20,99% .  Itu berarti.. dari Rp 65.000 … sebesar Rp 13.643,5 adalah profit dario SMGR dalam berjualan Semen.  Dengan kata lain:  Dengan penurunan sebesar Rp 3.000, NPM SMGR terpotong 21,99%.
  • Kalau NPM terpotong sebesar 21,99% … maka EPS dari SMGR akan terpotong dalam jumlah yang sama.  Kita tengok dulu data EPS konsensus dari SMGR.  Dari data yang saya ambil pada tanggal 19 Januari kemarin, di hari pertama SMGR mengalami kejatuhan, EPS konsensus SMGR adalah sebesar Rp 1.075,63.    Kalau EPS ini kemudian kita potong sebesar 21,99% … maka EPS konsensus dari SMGR bakal tersisa tinggal Rp 839,12 .
  • Nah… setelah itu… kita melihat Price to Earing Ratio (PER) rata-rata, dari harga penutupan SMGR pada periode 2010 – 2013 adalah sebagai berikut:

150121 Valuasi SMGR 2015

  • Dengan rata-rata PER 2010 – 2013 sebesar 16,94 kali… dan EPS ekspektasi sebesar Rp 839,12… maka perkiraan harga SMGR di akhir tahun 2015 .. adalah sebesar Rp 14.212.

Nah.. sekarang… kita bisa bilang bahwa valuasi SMGR untuk akhir tahun 2015 adalah sebesar Rp 14.212.  Benarkah pendapat analis seperti ini?

Ya pasti SALAH!!!

Namanya juga analis goblok.  Pasti salah hitungan valuasinya.  Hehehe.  Tapi.. saya tidak mau mempermasalahkan cara berhitungnya bagaimana.

Saya lihat.. ada kesalahan lain yang sebenarnya bisa mengganggu.  Kesalah tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Harga semen, disesuaikan sesuai dengan penurunan yang terjadi pada harga BBM Subsidi.  Artinya.. karena kedepan harga BBM Subsidi bakal bergerak naik turun sesuai dengan pergerakan harga minyak… maka ADALAH SALAH jika kemudian kita berasumsi bahwa pemotongan sebesar Rp3000 yang hanya satu kali ini.. kemudian akan berlangsung tetap selama 1 tahun!  Orang harga nanti bakal disesuaikan berkali-kali .. entah itu bulanan… triwulanan.. atau bagimana. Yang jelas .. harga semen akan bergerak naik turun… sesuai dengan pergerakan harga minyak dunia juga.
  2. Kesalahan yang kedua.. adalah bahwa penurunan sebesar Rp 3000 tersebut, langsung memberikan dampak yang tegak lurus (besarnya bulat Rp 3000 itu) terhadap laba bersih.  Hehehe. Saya gak tau deh.. perasaan…. kalau harga jual turun.. tapi biaya produksi juga turun (seingat saya.. komponen BBM dan biaya listrik adalah komponen yang cukup besar, sekitar 20%, dalam total biaya produksi semen).  Tapi intinya..  pengaruhnya tentu saja tidak bulat Rp 3000 begitu. Sepertinya bisa lebih kecil.

Pak… Apa pengaruhnya? Apa yang ingin Bapak sampaikan?

Hehehe… kalau anda lihat research report fundamental yang berkomentar tentang penurunan harga semen… lihatlah asumsi-asumsinya.  Minimal… dia harus memperkirakan penjualan semen dengan harga semen yang variabel.  Harga listrik dan BBM yang naik turun.  Tidak dengan harga tetap.

Kalau dia menggunakan harga tetap Pak? Bagaimana?

Ya berarti dia sama gobloknya dengan saya lah.  Berarti analis fundamental itu sama gobloknya dengan Satrio Utomo.  Kalau sama goblognya seperti itu.. mendingan jadi analis teknikal saja.. analis rumor… jangan jadi analis fundamental.

Ok?

Note: *disclaimer ON

Tulisan asli dapat dibaca di sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Satrio Utomo
Editor : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper