Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bunga KPR Bersubsidi Diwacanakan Turun? Ini Dampaknya Bagi BTN

Rencana pemerintah menurunkan tingkat suku bunga pinjaman kredit untuk rumah bersubsidi tentu memiliki pengaruh kepada PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) yang memiliki fokus bisnis kredit pemilikan rumah (KPR).
Rencana pemerintah menurunkan tingkat suku bunga pinjaman kredit untuk rumah bersubsidi akan berdampak kepada BTN/ilustrasi
Rencana pemerintah menurunkan tingkat suku bunga pinjaman kredit untuk rumah bersubsidi akan berdampak kepada BTN/ilustrasi

Bisnis.com,JAKARTA— Rencana pemerintah menurunkan tingkat suku bunga pinjaman kredit untuk rumah bersubsidi tentu memiliki pengaruh kepada PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) yang memiliki fokus bisnis kredit pemilikan rumah (KPR).

Analis Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja mengatakan dengan adanya rencana tersebut pihaknya memiliki dua proyeksi terhadap kinerja perbankan pelat merah tersebut.

Seperti diketahui, pemerintah mewacanakan penurunan bunga kredit pemilikan rumah yang menggunakan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dari 7,25% menjadi 5%.

“Pendapatan BTN di tahun ini akan fluktuatif, bisa naik atau turun, tergantung perubahan skema. BTN juga mendistribusikan lebih dari 90% pinjaman,” paparnya dalam riset yang diterima Bisnis, Kamis (22/1/2015).

Menurut perhitungannya, pendapatan BTN bisa naik 6% atau turun 29% tahun ini. Adapun net interest margin (NIM) BTN 2015 bisa turun 43 bps atau naik 9 bps. Hal itu juga akan berdampak kepada penyesuaian laba perseroan.

Dia mengatakan rincian untuk skema baru belum tersedia, tetapi pasar bereaksi negatif terhadap berita tersebut dan memproyeksikan dampak yang parah terhadap pendapatan BTN karena margin yang akan lebih rendah.

Adapun untuk mengurangi kredit macet (non performing loan/NPL), perseroan telah menjual efek beragun asset (EBA) rumah dan hasilnya untuk melunasi saldo utang pokok. Langkah tersebut memberi dampak positif pada tahun lalu. Hingga akhir tahun ini, Mandiri Sekuritas pun memprediksi NPL BTN akan turun menjadi 3,6% dari 4,2% pada 2014.

Subsidi kredit perumahan saat ini di angka 29% dari total kredit. Sebagai bagian dari kredit perumahan bersubsidi, FLPP membuat kredit naik 19% dari total kredit saat ini, dengan yield 7,25%,” paparnya.

Sementara itu, terkait pergerakan sahamnya, Mandiri Sekuritas menilai saham BBTN berada pada area jenuh jual (oversold), dan pihaknya merekomendasikan Buy.

“Valuasi saham BBTN kami nilai menarik. Kami percaya saat ini saham BBTN sudah memasuki oversold. Saham BBTN saat ini diperdagangkan pada 0,8x P/ BV 2015. kami mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga saham Rp1.300,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper