Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CPO Terus Melonjak pada Peghujung Tahun

Crude palm oil terus menguat menjelang penghujung tahun ini. Setelah, permintaan ekspor Malaysia meningkat, kini produksi sawit negeri jiran untuk Desember akan turun 11%. Penurunan produksi sawit itu didukung oleh curah hujan tinggi saat ini.

Bisnis.com, KUALA LUMPUR – Crude palm oil (CPO) terus menguat menjelang penghujung tahun ini. Setelah, permintaan ekspor Malaysia meningkat, kini produksi sawit negeri jiran untuk Desember akan turun 11%. Penurunan produksi sawit itu didukung oleh curah hujan tinggi saat ini.

Ivy Ng, analis CIMB Investment Bank Bhd., mengatakan beberapa wilayah di Malaysia yang dilanda banjir saat ini kemungkinan besar akan terus mempengaruhi panen CPO hingga musim hujan selesai pada akhir kuartal pertama tahun depan.

“Kepastian penurunan produksi akibat cuaca akan dipastikan pada akhir bulan ini,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Kamis (25/12).

Curah hujan di timur laut Malaysia menjadi cukup tinggi sejak akhir bulan lalu. Tingginya curah hujan itu membuat daerah sepanjang pantai timur semenanjung Malaysia terendam banjir.

Departemen Metereologi Malaysia mengatakan curah hujan tinggi akan terus melanda Malaysia hingga Februari nanti. Sedangkan, curah hujan di timur laut Malaysia akan berakhir di Januari nanti.

Produksi pada bulan ini pun diperkirakan akan turun 11% menjadi 1,56 juta ton dibandingkan dengan bulan lalu sebesar juta 1,75 ton.

Meskipun pada dua bulan terakhir di tahun akhir tahun ini produksi CPO Malaysia mengalami penurunan. Tapi, proyeksi panen komoditas sawit di Malaysia pada tahun ini tetap meningkat.

Produksi sepanjang tahun ini diperkirakan mencapai 19,5 juta ton dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 19,2  juta ton. Bahkan, Dewan Minyak Sawit sempat memproyeksikan produksi CPO Malaysia mencapai 19,86 juta ton.

Pada penutupan Rabu (24/12), CPO untuk pengiriman Februari di Bursa Malaysia menguat 0,4% menjadi 2.215 ringgit per ton. Sementara itu, CPO di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) melonjak 5,2% menjadi Rp7.985 per kg.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Editor : Rustam Agus
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper