Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah akan bergerak pada rentang Rp12.000-Rp12.500 per dolar Amerika Serikat sebagai titik keseimbangan baru hingga tahun depan, sejalan dengan rencana normalisasi kebijakan moneter AS dan fundamen ekonomi Indonesia yang masih perlu perbaikan.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan rentang itu merupakan posisi yang diambil oleh pelaku pasar valuta asing berkaitan dengan rencana penaikan suku bunga di Negeri Paman Sam. Rupiah, tuturnya, sulit kembali ke posisi di bawah Rp12.000 per dolar AS dalam waktu dekat ini.
“Kita harus siap dengan keseimbangan baru yang Rp12.000-12.500 selama kondisi globalnya masih seperti sekarang, masih full of uncertainty karena kebijakan moneter di Amerika dan kita belum bisa memperbaiki secara drastis defisit transaksi berjalan,” katanya, Jumat (19/12/2014).
Mempertimbangkan level baru itu, pemerintah akan mengajukan asumsi nilai tukar rupiah di atas Rp12.000 per dolar AS dalam RAPBN Perubahan 2015.
“Kita harus realistis. Jangan sampai kita taruh mata uang pada tingkat yang mungkin tidak akan tercapai sehingga berakibat pembengkakan di sisi pengeluaran,” kata Bambang.
Menkeu yakin, dengan posisi yang sudah diambil (price in) oleh pasar itu, depresiasi rupiah terhadap greenback tidak akan setajam pekan ini saat penaikan Fed funds rate benar-benar diwujudkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel