Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Kelolaan Reksa Dana November Membuntal

Dana kelolaan industri reksa dana terus membuntal. Sejak awal tahun hingga November, pertumbuhan dana kelolaan industri reksa dana sudah mencapai 20,29%. Namun , Desember ini dinilai tak akan secerah bulan lalu.

Bisnis.com, JAKARTA- Dana kelolaan industri reksa dana terus membuntal. Sejak awal tahun hingga November, pertumbuhan dana kelolaan industri reksa dana sudah mencapai 20,29%. Namun , Desember ini dinilai tak akan secerah bulan lalu.

 

Meski pertumbuhan produk reksa dana tidak pesat, yakni hanya 9,53%, pertumbuhan dana kelolaan industri reksa dana cukup pesat. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan industri reksa dana pada akhir November tercatat Rp231,62 triliun. Jumlah tersebut meningkat 20,29% dibandingkan dengan dana kelolaan akhir Desember yang Rp192, 54 triliun.

 

Bila ditelaah, pesatnya pertumbuhan dana kelolaan reksa dana terjadi sejak September 2014. Pada Oktober 2014, Ada tambahan dana kelolaan sekitar Rp7 triliun. Puncaknya, pada November 2014, dana kelolaan reksa dana naik hampir Rp10 triliun. Pada awal November, dana kelolaan baru sekitar Rp221,93 triliun, sementara pada akhir November sudah mencapai Rp231,62 triliun.

 

Sepanjang November, dana kelolaan seluruh jenis varian reksa dana mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan dana kelolaan Oktober. Dana kelolaan reksa dana saham tumbuh 3,21%, reksa dana pasar uang tumbuh 8,51%, reksa dana campuran tumbuh 1,3%, dan reksa dana pendapatan tumbuh 4,18 %. Dana kelolaan reksa dana syariah, indeks dan exchange traded fund (ETF) juga tumbuh.

 

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Denny R. Thaher mengatakan ada dua hal yang menjadi faktor naiknya dana kelolaan reksa dana, yakni kondisi pasar yang positif dan pertumbuhan di unit reksa dana.

 

Tetapi saya belum cek, bagaimana pertumbuhan unit ini, apakah memang naik atau karena apa,” kata Denny saat dihubungi Bisnis, Kamis (18/12).

 

Meski demikian, kata Denny, pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang cukup positif sejak September hingga November akan cukup berpengaruh pada dana kelolaan industri reksa daana. “Berapa persen pengaruhnya, saya harus cek lagi. Tetapi memang ada pengaruhnya,” tambah Denny.

 

Adapun pada Desember ini, Denny memperkirakan pertumbuhan dana kelolaan tidak akan sepesat September hingga Oktober. Pasalnya, secara historical pada Desember, peningkatan unit sudah tidak terlalu besar karena berbagai faktor. Mulai dari masuknya masa libur hingga investor institusi yang sudah melakukan realisasi pembukuan.

 

Pada 2017, APRDI menargetkan jumlah investor bisa menembus 5 juta nasabah dengan dana kelolaan hingga Rp1.000 triliun. Artinya, untuk mencapai target dana kelolaan Rp1.000 triliun, harus ada pertumbuhan dana kelolaa 15% setiap tahunnya. “Target kami masih sama.”

 

Analis PT Infovesta Utama Yosua Zisokhi mengatakan pada November inflow ke reksa dana cukup besar. Ini terlihat dari penambahan unit penyertaan yang lebih dari Rp3 triliun pada November. Keadaan ini terjadi di tengah animo investor yang menyambut positif langkah pemerintah memangkas subsidi bahan bakar minyak (BBM).

 

Selain itu, kinerja pasar saham dan obligasi yang menjadi aset dasar reksa dana cukup baik sepanjang November. “Tapi, untuk Desember ini industri reksa dana mempunyai tantangan terutama dari pelemahan rupiah beberapa hari terakhir di Desember,” kata Yosua kepada Bisnis, Kamis (18/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper