Bisnis.com, JAKARTA--Indeks harga saham gabungan (IHSG) tertahan di zona merah hingga akhir perdagangan.
Pada pukul 16.00 WIB, indeks ditutup pada level 5.137,58 atau melemah 0,09%.
Sektor perdagangan dan jasa menjadi penekan indeks dengan koreksi 0,55%.
IHSG ditutup melemah 0,09% ke 5.137,58. “Masih adanya sentimen negatif membuat pelaku pasar memanfaatkan penguatan sehari sebelumnya untuk kembali melakukan aksi jual. Ada pula pelaku pasar yang memanfaatkan rendahnya harga untuk melakukan sedikit akumulasi. Akibatnya laju IHSG pun secara intraday perdagangan berjalan variatif sempat menguat dan kembali berakhir di zona merah. Masih adanya net sell asing, dan belum pulihnya rupiah, serta kemungkinan respons sesaat atas rencana kenaikan harga BBM membuat IHSG cenderung tertekan. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 5.151,01 (level tertinggi) di mid sesi 1. Menyentuh level 5.102,41 (level terendah) di awal sesi 1. Berakhir di level 5.137,58. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan net sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net sell,” kata Analis Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada dalam risetnya.
IHSG saat penutupan perdagangan Selasa (30/9/2014) turun 0,09% ke level 5.137,58. “IHSG masih relatif sideways antara level 5.095-5.156 di tengah aksi jual akibat sentimen negatif dari potensi defisit di APBN 2015 sebesar Rp200 trilliun, bila harga BBM tidak segara dinaikan dalam 3 bulan kedepan, dan aksi beli window dressing fund manager,” kata Periset Senior HD Capital Yuganur Wijanarko dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (30/9/2014).
IHSG tertahan di zona merah hingga akhir perdagangan. Pada pukul 16.00 WIB, indeks itu ditutup pada level 5.137,58 atau melemah 0,09%. Sektor perdagangan dan jasa menjadi penekan indeks dengan koreksi 0,55%.
IHSG kembali berbalik melemah jelang akhir perdagangan. Pada pukul 15. 27 WIB, indesk terpantau ada di level 5.130,82 atau terkoreksi 0,22%. Saham FPNI dan ANJT menjadi top losers secara persentase, yakni 10,48% dan 8,89%.
Penguatan IHSG terus menipis siang ini. Pada pukul 14.01 WIB, indeks terpantau naik 0,01% ke 5.142,77. Sektor industri dasar dan bahan kimia menguat tertinggi, yakni 0,33%
IHSG masih menguat 0,06% ke 5.145,32 pada awal perdagangan sesi II. "“Naik tipis. Kalau lihat trennya masih berada dalam tren pelemahan, tapi karena sudah banyak harga saham yang melemah, pelaku pasar mencoba bottom fishing atau BoW dengan memanfaatkan sudah rendahnya harga,” kata Analis Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada saat dihubungi hari ini, Selasa (30/9/2014).
Menutup perdagangan sesi I, IHSG menguat 0,15% ke 5.149,65.
Menjelang penutupan sesi I, IHSG masih menguat 0,07% ke 5.145,83. "(IHSG sempat melemah sebelumnya karena) kepanikan sesaat pagi hari. Takut lihart data manufaktur China yang jelek, Hong Kong rusuh. Tak perlu panik, (itu) tak berimbas. IHSG tak ada yang perlu dikhawatirkan, karena uptrend, “Periset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya saat dihubungi hari ini, Selasa (30/9/2019)
Jelang penutupan sesi I, IHSG berbalik arah dan menguat 0,14% ke 5.149,29.
IHSG melemah 0,51% ke 5.115,78. Analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe mengatakan pergerakan indeks tidak signifikan dipengaruhi aksi window dressing, mengingat umumnya nilai aktiva bersih (NAB) sudah meningkat dibandingkan patokan harga saham di awal tahun. “NAB umumnya menguat, sehingga window dressing atau aksi yang dilakukan pengelola reksadana atas saham blue chip yang dipegangnya (tak perlu lagi). Sehingga IHSG kalaupun mampu rebound, paling hanya tipis. IHSG diprediksi bergerak di kisaran 5.000—5.250,” kata Kiswoyo.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (30/9/2014) turun 0,51% ke 5.115,81.
Aksi protes yang terjadi di Hong Kong menekan pasar saham di bursa regional. Berikut berita terkait yang bisa diklik:
BURSA AS: Indeks S&P 500 dan Dow Jones Turun 0,3%
BURSA EROPA: Indeks Stoxx 600 Turun 0,4% Tertekan Sektor Bank
Indeks MSCI Emerging Anjlok 1,4%