Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KURS RUPIAH 29 September: Injak Rem di 12.169, Pasar Respons Sikap RBNZ dan Risiko Politik RI

Mata uang rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS. Pada pukul 15.59 WIB, rupiah anjlok 1% menjadi Rp12.169/US$.
 Rupiah/Bisnis
Rupiah/Bisnis
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA--Mata uang rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS.

Pada pukul 15.59 WIB, rupiah anjlok 1% menjadi Rp12.169/US$.

18:09 WIB
Ditutup ke 12.169, Pasar Respons Sikap RBNZ dan Risiko Politik RI

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berdasarkan data Bloomberg Dollar Index pada perdagangan hari ini, Senin (28/9/2014) ditutup  melemah1% ke Rp12.169 per dolar AS. “(rupiah) terbebani penguatan dolar AS, terutama terhadap dolar Selandia Baru, setelah RBNZ utarakan telah mengintervensi pergerakan nilai tikar kiwi, dan kecemasan terhadap risiko politik Indonesia,” kata Analis dan Periset Monex Investindo Futures Zulfirman Basir saat dihubungi hari ini, Senin (29/9/2014).

16:26 WIB
Pk 15.59 WIB: Rupiah Ditutup Anjlok 1%

Mata uang rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS. Pada pukul 15.59 WIB, rupiah anjlok 1% menjadi Rp12.169/US$.

15:37 WIB
Pk 15.32 WIB: Rupiah Anjlok 1,17% Ke Rp12.189/US$

Mata uang dolar AS makin menekan kurs rupiah jelang akhir perdagangan. Pada pukul 15.32 WIB, rupiah terpantau ada di level Rp12.189/US$ atau anjlok 1,17%.

14:02 WIB
Pk 13.57 WIB: Pelemahan Rupiah Menipis Ke 0,68%

Tekanan terhadap rupiah dari dolar AS mulai berkurang, setelah sempat anjlok lebih dari 1%. Pada pukul 13:57 WIB, rupiah tercatat tinggal melemah 0,68% ke Rp12.130/US$.

13:21 WIB
Pk 13.13 WIB: Rupiah Anjlok 0,85%, Simak Analisa Teknikalnya

Rupiah masih terus tertekan terhadap dolar AS siang ini. Pada pukl 13:13 WIB, rupiah terpantau ada di level Rp12.151/US$ atau terdepresiasi tajam 0,85%. “12.150 dan 12.200 (level psikologis) merupakan resisten. 12.045 dan 12.000 (harga tertinggi 18 September dan level psikologis) akan menjadi support. Rupiah mungkin akan diperdagangkan di kisaran 12.000 hingga 12.150 untuk hari ini,” kata Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (29/9/2014).

12:07 WIB
Pk.12:04 WIB: Rupiah Tertekan di Atas 1%

Nilai tukar rupiah kian tertekan 1,05% ke level Rp12.174 per dolar AS. Sepanjang hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp12.033-Rp12.174 per dolar AS.

11:18 WIB
Pk.11:17 WIB: Rupiah Di Pasar Spot Melemah 0,84%, Kurs Tengah BI Tertekan 0,94%

Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,84% ke Rp12.149 per dolar AS. Adapun kurs tengah rupiah ditransaksikan melemah 0,94% ke Rp12.120 per dolar AS.

10:11 WIB
Pk.09:37 WIB: Rupiah Pimpin Pelemahan Mata Uang Asia Tenggara

Sebanyak empat dari lima mata uang di Asia Tenggara melemah terhadap dolar AS dengan rupiah paling tertekan sebesar 0,49% ke Rp12.107/US$ pada pukul 09.37 WIB. Selanjutnya pelemahan dialami oleh mata uang Filipina sebesar 0,33% ke 44,97 peso/US$, Malaysia sebesar 0,3% ke RM3,26/US$, dan Thailand sebesar 0,04% ke 32,35 baht/US$. Adapun mata uang Singapura menguat 0,05% ke SIN$1,27/US$.

09:05 WIB
Pk.09:02 WIB: Rupiah Tertekan ke Rp12.125/US$

Nilai tukar rupiah melemah 0,64% ke Rp12.125 per dolar AS. Sepanjang pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp12.033-Rp12.130 per dolar AS.

08:02 WIB
Pk. 08:00 WIB: Ru[iah Dibuka Melemah 0,36% ke 12.091

Rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (29/9/2014) melanjutkan pelemahannya 0,36% ke Rp12.091 per dolar Amerika serikat.

 

07:04 WIB
Pk. 06:55 WIB: Indeks Dolar AS Dibuka Naik 0,01% ke 85,648

Indeks dolar AS dibuka menguat 0,01% ke 85,648

06:57 WIB
Cermati Prediksi Pergerakan Rupiah/US$

Rupiah anjlok ke level Rp12.000 per dolar AS. “Rupiah Jumat (26/9/2014) ditutup dilevel 12.023 dan hari ini (29/9/2014) diperkirakan akan bergerak dikisaran 11.962-12.080,” kata Analis Teknikal Bahana Securities Muhammad Wafi dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (29/9/2014).

14:12 WIB
Terhuyung ke 12.000, Akibat Respons Berlebihan Pilkada Tak langsung

Analis Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada mengatakan maraknya sentimen negatif menyebabkan rupiah mendarat di level 12.000 pada akhir pekan. Pertama, Rilis ADB yang memangkas pertumbuhan Indonesia tahun ini dari 5,7% menjadi 5,3%. Kedua, respons negatif berlebihan pelaku pasar terhadap hasil sidang paripurna DPR. Ketiga ,sentimen negatif  setelah Presiden The Fed Dallas memberikan pernyataan indikasi akan adanya kenaikan suku bunga Fed Rate lebih cepat.

10:43 WIB
Pergerakan Kurs Tengah BI Sepanjang Pekan Ini

Analis Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada memberikan hasil risetnya terkait pergerakan kurs tengah Bank Indonesia sepanjang pekan ini: Laju rupiah di awal pekan kembali mampu melanjutkan pergerakan positif. Adanya penilaian terhadap ECB yang tidak perlu untuk menambah stimulus terhadap ekonomi Zona Euro, membuat pergerakan euro kembali menguat, sehingga dapat mengimbangi pelemahan Yen. Begitupun dengan laju poundsterling yang juga menguat, seiring ekspektasi perbaikan ekonomi Inggris. Laju dolar AS yang masih melemah seiring dengan rilis pertemuan The Fed yang belum akan menaikkan suku bunga, turut membuat laju euro dan poundsterling terapresiasi. Keduanya turut memicu terapresiasinya rupiah. Di lain hari, meski nilai yuan menguat setelah rilis kenaikan tipis indeks manufaktur China dan yen yang kembali menguat sehingga mampu mengimbangi laju dolar AS, namun tidak banyak menolong laju rupiah untuk dapat bertahan di zona hijau. Berbalik menguatnya won dan yen membuat pelaku pasar beralih ke mata uang tersebut, sehingga rupiah pun terlihat melemah. Tetapi, masih berlanjutnya penguatan yen, membuat laju dolar AS terlihat melemah sehingga dimanfaatkan untuk beralih terhadap yen dan beberapa mata uang emerging market, termasuk rupiah dan membuat laju rupiah kembali terapresiasi. Di sisi lain, masih cenderung melemahnya harga minyak mentah dunia membuat persepsi akan beban defisit neraca perdagangan dapat diminimalisir dan laju nilai tukar rupiah pun masih melanjutkan penguatannya. Bahkan penguatan kali ini dapat berjalan seiring dengan mulai berbalik naiknya laju dolar AS, setelah dirilisnya penguatan data new home sales. Di sisi lain pelaku pasar juga tidak terlalu bereaksi berlebihan dalam menanggapi komentar Gubernur The Fed, Yellen, yan meminta pelaku pasar sabar dalam menunggu kepastian suku bunga AS. Komentar tersebut dipersepsikan bahwa The Fed masih mencari waktu yang pas untuk menaikkan suku bunganya dan bukan berarti dalam waktu dekat. Atas persepsi itulah, pelaku pasar kembali mentransaksikan mata uang emerging market.  Tetapi, di akhir pekan, laju nilai tukar rupiah berbalik melemah bahkan kembali menyentuh level Rp12.000-an seiring kembali maraknya sentimen negatif.

 


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper