Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KURS RUPIAH 22 September: H2C Data Manufaktur China, Rupiah Ditutup Tertekan 0,05%

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah pada akhir perdagangan Senin (22/9/2014).nBerdasarkan data Bloomberg Dollar Index, rupiah terdepresiasi 0,05% ke level Rp11.976 per dolar AS pada pukul 15.59 WIB
Rupiah/Antara
Rupiah/Antara
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah pada akhir perdagangan Senin (22/9/2014). Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, rupiah terdepresiasi 0,05% ke level Rp11.976 per dolar AS pada pukul 15.59 WIB

Saat pembukaan rupiah melemah 0,08% ke Rp11.980 per dolar AS. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah sempat menguat.

Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya?Simak pergerakannya hingga penutupan.

 

19:58 WIB
Rupiah Ditutup Melemah, Simak Komentar Analis

Sempat menguat, akhirnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah pada akhir perdagangan  Senin (22/9/2014). Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, rupiah terdepresiasi 0,05% ke level Rp11.976 per dolar AS. ”(Rupiah) tertekan oleh merebaknya kekhawatiran menjelang publikasi data manufaktur  China besok (23/9/2014) pk. 08:45 Wib yang mungkin akan memberikan tambahan atas ancaman perlambatan ekonomi China. Kalau ekonomi China melambat, maka dapat menggerogoti harapan akan segera membaiknya defisit neraca perdagangan Indonesia,”  kata Analis dan Periset Monex Investindo Futures Zulfirman Basir saat dihubungi hari ini, Senin (22/9/2014).

 

16:01 WIB
Pk 16.00: Rupiah Ditutup Melemah Ke Rp11.976/US$

Rupiah tidak mampu mempertahankan penguatannya terhadap dolar AS hingga akhir perdagangan. Pada pukul 15.59 WIB, rupiah ditutup melemah 0,05% keRp11.976/US$.

15:51 WIB
Pk 15.30 WIB: Jelang Penutupan, Rupiah Berbalik Melemah Ke Rp11.978/US$

Rupiah berbalik melemah terhadap dolar AS jelang akhir perdagangan. Pada pukul 15.30 WIB, rupiah terpantau melemah 0,07% ke level Rp11.978/US$.

14:03 WIB
Pk. 14:00 WIB: Rupiah menguat 0,03%, Ini Komentar Analis

Rupiah menguat 0,03% ke Rp11.967 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar AS pada pk. 13:50 WIB melemah 0,15% ke 84,607. “Pagi ini dolar melemah tipis. Pasar tengah menanti komentar pimpinan (bank sentral Fed) New York dan Minnesota,” kata Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir saat dihubungi hari ini, Senin (22/9/2014).

 

13:42 WIB
Pk 13.33 WIB: Awal Sesi II, Penguatan Rupiah Menipis

Penguatan rupiah menipis pada awal perdagangan sesi II. Pada pukul 13:33 WIB, rupiah terhadap dolar AS berada di angka Rp11.967/US$ atau menguat 0,03%. Sejauh ini, rupiah bergerak di kisaran Rp11.958-Rp11.993/US$.

12:05 WIB
Pk 12:00 WIB : Jeda Siang, Rupiah Menguat Tipis Ke Rp11.961/US$

Rupiah masih menguat terhadap dolar AS saat jeda siang hari ini. Pada pukul 12.00 WIB, rupiah terpantau naik tipis 0,08% ke Rp11.961/US$

11:04 WIB
Pk. 10:50 WIB: Indeks Dolar AS Melemah 0,23% ke 84,542

Indeks dolar AS akhirnya meninggalkan level 84,7 yang ditembus pada perdagangan akhir pekan.  Pada pk. 10:50 WIB, indeks dolar melemah 0,23% ke 84,542.

10:46 WIB
Pk. 10:44 WIB: Rupiah Berbalik Menguat, Simak Analisa Teknikalnya

Rupiah berbalik menguat 0,09% ke Rp11.959 per dolar AS. “12.000 dan 12.045 (level psikologis dan harga tertinggi 18 September) merupakan resisten. 11.925 dan 11.890 (harga terendah 23 Juni dan 17 September) akan menjadi support. rupiah mungkin akan diperdagangkan di kisaran 11.925 hingga 12.010 untuk hari ini,” kata Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (22/9/2014).

09:34 WIB
Pk. 09:30%: Rupiah Melemah 0,07%, Simak Prediksi Analis

Rupiah melemah 0,07% ke Rp11.978 per dolar AS. “Hari ini rupiah diperkirakan bergerak dikisaran 11.929-12.032,” kata Analis Teknikal Bahana Securities Muhammad Wafi dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (22/9/2014).

08:06 WIB
Pk. 08:00 WIB: Rupiah Dibuka Melemah 0,08% ke 11.980

Bloomberg Dollar Index mengemukakan kurs rupiah atas dolar AS pada perdagangan hari ini dibuka melemah 0,08% ke Rp11.980 per dolar AS.

06:55 WIB
Indeks Dolar AS Dibuka Naik 0,07%

Pada hari ini, Indeks dolar dari data Bloomberg, dibuka menguat 0,07% ke 84,792. Pada Jumat (19/9/2014) indeks dolar AS ditutup pada level 84,735  (menguat 0,49%)

04:16 WIB
Simak Ulasan Laju Rupiah

“Laju nilai tukar rupiah masih bertahan di zona merah sepanjang pekan kemarin. Jelang pertemuan (bank sentral AS)The Fed, laju dolar AS belum beranjak dari tren kenaikannya sehingga membuat nilai tukar dolar mampu melibas mata uang lainnya, termasuk rupiah. Rilis pertumbuhan China di akhir pekan sebelumnya dan data pertumbuhan kendaraan di Australia juga belum dapat mengimbangi kenaikan laju dolar AS karena dinilai belum terlalu kuat signifikan. Akibatnya laju yuan kembali terdepresiasi jika dibandingkan dengan dolar AS. Melemahnya yuan, yen, pounds, dan dolar Australia memberikan kesempatan bagi dolar AS melaju tanpa hambatan. Di lain hari, terapresiasinya won, ringgit, dan poundsterling seiring belum terlihat adanya indikasi kenaikan suku bunga The Fed tidak langsung membuat laju rupiah terimbas naik. Akan tetapi, pelemahan yang terjadi terlihat mulai terbatas. Tampaknya melemahnya laju nilai tukar rupiah terimbas pelemahan yen terkait eksposur investasi asing yang akan diperbesar sehingga dipersepsikan akan terjadi pelepasan yen. Meski laju dolar AS sedikit terimbangi dengan pergerakan mata uang beberapa emerging market, namun belum mampu diikuti oleh laju rupiah. Meski laju dolar AS sempat melemah seiring dengan rilis pertemuan The Fed yang memang belum mensinyalkan adanya kenaikan suku bunga, namun tidak membuat laju rupiah terapresiasi. Melemahnya dolar AS juga diimbangi oleh penurunan yuan seiring masih adanya kekhawatiran masih melambatnya laju perekonomian China. Langkah PboC yang melonggarkan kebijakan moneternya dinilai sebagai salah satu perlambatan tersebut. Lalu yen yang juga melemah seiring langkah BoJ yang akan melanjutkan program stimulusnya. Tetapi, di akhir pekan laju rupiah mampu berbalik positif,” kata Sekretaris Umum Forum Komunikasi CSA (FK – CSA) Reza Priyambada dalam risetnya.

11:59 WIB
Prediksi Laju Indeks Dolar AS

Pergerakan rupiah tentu terkait dengan laju indeks dolar Amerika Serikat, bagaimana trennya?. “Terlihat indeks dolar AS sedang membentuk akhir dari wave v dari wave v dari wave [iii] dengan target idealnya di 84,9-85,5. Artinya, indeks dolar AS masih punya satu kali tarikan ke atas, tetapi ini sifatnya tarikan sementara dan rawan koreksi cepat, mengingat ada resisten fibonacci cluster di level 84,9. Kami rekomendasikan mulai mencicil SoS dolar AS hingga 1 minggu ke depan, mengingat ekspektasi kami, dolar AS akan mulai berbalik arah turun pada pertengahan atau akhir minggu depan. Wave v bisa jadi selesai secara prematur (tidak mencapai target ideal), jika indeks dolar AS keburu berbalik arah ke level 83,5 sebelum mencapai target ideal, tetapi kemungkinan ini cukup kecil,” kata Equity Technical Analyst AAA Securities Wijen Pontus dalam risetnya.

18:48 WIB
Simak Prediksi Gerak Rupiah pada Senin

Dari data Bloomberg Dollar Indeex, pada Jumat (19/9/2014), rupiah ditutup di Rp11.970 per dolar AS atau menguat 0,11%. “Rupiah (pada Senin) diperkirakan akan bergerak dikisaran 11.929-12.032,” kata Analis Teknikal Bahana Securities Muhammad Wafi dalam risetnya.

15:38 WIB
Penguatan Rupiah/US$ Dihembus Sentimen Kebijakan China

Rupiah pada Jumat (19/9/2014) menguat 0,11% ke Rp11.970 per dolar AS. “Pemangkasan biaya pinjaman perbankan China untuk jangka pendek dan suntikan likuiditas bank sentral China ke sistem keuangan memberikan harapan terjaganya momentum pertumbuhan ekonomi China. Ini dapat turut memberikan harapan akan membaiknya kinerja ekspor Indonesia ke China.  Meski demikian, investor masih khawatir dengan outlook kebijakan Federal Reserve. Hasil pertemuan Fed minggu ini telah menimbulkan persepsi bank sentral AS mungkin dapat menaikan suku bunga lebih cepat setelah mengakhiri program pembelian obligasinya. Median dari proyeksi petinggi Fed menunjukan pada akhir tahun 2015 suku bunga Fed dapat mencapai 1,375%. Ini lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya di bulan Juni yang menunjukan suku bunga Fed akan berada di level 1,125% pada akhir tahun 2015,” kata Analis dan Periset Monex Investindo Futures Zulfirman Basir dalam risetnya.


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper